REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Uni Afrika (AU) pada Kamis (31/8/2023) menangguhkan keanggotaan Gabon sebagai reaksi terhadap kudeta yang dilancarkan sekelompok pejabat tinggi militer Gabon sehari sebelumnya.
Uni Afrika yang beranggotakan 55 negara itu memutuskan untuk menangguhkan keikutsertaan Gabon dalam semua kegiatan, organ dan lembaga AU sampai tatanan konstitusional di negara itu kembali pulih sesuai dengan instrumen AU.
Hal itu disampaikan Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika (AUPSC) lewat pernyataan.
"AU mengecam keras pengambilalihan kekuasaan militer di Republik Gabon yang menggulingkan Presiden Ali Bongo," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Intervensi militer itu terjadi hanya beberapa hari setelah muncul tudingan kecurangan pada pemilihan Sabtu lalu yang melanjutkan masa jabatan ketiga Presiden Ali Bongo.
Pada Rabu pejabat militer mengumumkan perebutan kekuasaan melalui siaran televisi, membatalkan hasil pemilu akhir pekan lalu dan menahan Bongo beserta pejabat senior pemerintah lainnya.
Gabon menjadi negara terbaru di Benua Afrika yang menghadapi pengambilalihan kekuasaan oleh militer setelah anggota militer Niger merebut kekuasaan akhir Juli lalu.