REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Kazakhstan akan mengadakan referendum untuk memutuskan apakah akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya. Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev pada Jumat (1/9/2023), mengatakan tanggal referendumnya akan diputuskan kemudian.
Pemerintah negara di Asia Tengah ini telah lama mendiskusikan ide pembangunan PLTN tersebut, dengan alasan kebutuhan akan kapasitas pembangkit listrik baru. Dan bahkan telah mengidentifikasi lokasi yang direncanakan untuk fasilitas tersebut di wilayah tenggara Almary dan menyebutkan Rosatom Rusia sebagai mitra potensial.
Namun, beberapa aktivis menentang proyek ini karena masalah keamanan dan sejarah Kazakhstan sebagai rumah bagi tempat uji coba senjata nuklir Semei yang dioperasikan Soviet.
"Di satu sisi, Kazakhstan, sebagai produsen uranium terbesar di dunia, seharusnya memiliki kapasitas tenaga nuklirnya sendiri," kata Tokayev. "Di sisi lain, banyak warga dan beberapa ahli yang mengkhawatirkan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir."