Komisi Istilah Bidang Ilmu Pendidikan Subbidang Kebijakan Pendidikan menanyakan padanan child find kepada Komisi Pertimbangan istilah. Biasanya, komisi lain akan bertanya kepada Komisi Pertimbangan Istilah jika pembahasan sudah mentok.
Oohya! Baca juga ya:
Apa yang Dimaksud Diponegoro dengan Bahasa Melayu adalah Bahasa Ayam?
Serius dan Canda di Sidang Komisi Istilah, Perbandingan Suasana Tahun 2023 dan Tahun 1944
Mendikbudristek Kembali Disentil Anggota DPR karena Gunakan Istilah dalam Bahasa Inggris Saat Raker
Sebelum mencarikan padanannya, tentu saja dimintakan penjelasan mengenai konsepnya. Child find merupakan program pencarian anak-tidak-beruntung, seperti anak jalanan, untuk diberi kesempatan melanjutkan sekolah. Disepakatilah rengkuh anak sebagai padanan dari child find.
Rengkuh sama dengan raih yang memiliki arti gapai dan tarik; ambil, tetapi rengkuh memiliki nilai rasa adanya kehangatan. Ketika merengkuh seseorang tindakan selanjutnya memeluk.
Komisi Istilah Bidang Pertahanan Subbidang Industri Pertahanan menanyakan padanan dari backfitting yang bersinonim dengan retrofitting. Konsepnya tentang pembuatan produk dengan desain yang pernah ada di masa lalu dengan memberikan tambahan-tambahan. Maka, didapatlah suai balik.
Dari Komisi Istilah Bidang Ilmu Komunikasi Subbidang Periklanan juga ada pertanyaan untuk Komisi Pertimbangan Istilah, antara lain wobbler, bounce, dan chatbots. Di rak-rak tempat menaruh produk yang dijual biasanya dipasangi wobbler. Yaitu kertas berbentuk lingkaran yang berisi informasi suatu produk atau hanya sebatas informasi harga. Kertas itu menjuntai terayun-ayun karena ada plastik yang menguhubungkannya dengan sisi rak. Karena susah menjadi padanannya, maka disepakai untuk diserap menjadi wobler. Sedangkan untuk bounce diberi padanan pentalan dan chatbots diberi padanan pencakap, namun ada pula yang mengusulkan bot bincang.
Setelah Komisi Istilah Bidang Ilmu Komunikasi Subbidang Periklanan kembali ke meja komisi, datang Mukhlis Bahrainy dari Komisi Istilah Pangan Subbidang Industri Pangan. Diskusi di komisinya sedang seru, rupanya ia rehat sejenak dengan menyambangi meja Komisi Pertimbangan Istilah. “Ternyata lebih mudah berjualan daripada mencari padanan istilah,” kata CEO Pachiro Group itu.
Komisi Bidang Ilmu Pangan ini sempat bersidang hingga pukul 23.00 WIB, ketika komisi lainnya menyudahiny apada pukul 21.00 WIB. Cerpenis Muzi Marpaung yang juga dosen Swiss German University, Serpong, menjadi ketua Komisi Istilah Bidang Ilmu Pangan Subbidang Industri Pangan. ‘Pak Muzi ternyata sealiran dengan Pak Anton Muliono, mendahulukan mencari padanan alam bahasa Indonesia baru serapan, jika padanan tidak ditemukan,” kata Dr Dewi Puspita yang menjadi narasumber bahasa di Komisi Bidang Ilmu Pangan.
Pada SKI II 2023 ada tujuh komisi. Komisi Istilah Bidang Ilmu Pangan Subbidang Industri Pangan mengumpulkan 2.213 istilah asing. Sebanyak 1.117 istilah digugurkan, 413 istilah sudah dipadankan, dan masih ada 683 istilah asing yang belum dipadankan.
Komisi Istilah Bidang Ilmu Geologi yang diketuai Prof Eddy A Subroto menghasilkan 532 istilah dari 540 istilah asing. Sebanyak delapan istilah digugurkan karena istilah ganda, sumber konteksnya tidak lengkap.
Komisi Bidang Ilmu Komunikasi Subbidang Periklanan yang diketuai Alex Subur menyatakan menghasilkan 507 istilah. Menurut Alex, ada 153 istilah yang digugurkan karena istilah ganda, bukan istilah, dan umum.
Komisi Istilah Ilmu Pertahanan Subbidang Industri Pertahanan yang diketuai oleh Laksma TNI (Purn) Dr Beni Rudiawan menghasilkan 213 padanan istilah. Ada 144 yang digugurkan karena ganda, umum, dan istilah bidang lain. Masih ada 46 istilah yang ditunda pembahasannya.
Komisi Istilah Ilmu Statitiska yang diketuai oleh Dr Anang Kurnia menghasilkan 593 padanan istilah dan menggugurkan 200 istilah. Komisi Istilah Ilmu Pendidikan Subbidang Kebijakan Pendidikan yang diketuai oleh Dr Ifan Iskandar menghasilkan 180 padanan istilah, menggugurkan 163 padanan istilah. Masih ada 23 istilah yang ditunda pembahasannya.
Untuk Komisi Pertimbangan Istilah yang diketuai Meity Takdir Qodratillah menyelesaikan pembahasan terhadap 407 istilah dan menghasilkan 80 padanan istilah baru. “Delapan puluh istilah ditambahkan untuk melengkapi perangkat leksikal,” jelas Meity.
Ada 27 istilah yang dihapus karena konsep tidak jelas, entri ganda, kata umum, dan entri sudah ada di glosarium dengan ranah yang sesuai. Selain itu, ada pula 48 istilah beserta padanannya hasil dari pembahasan SKI sebelumnya yang ditinjau ulang. Alasannya karena kurang tepat atau tidak selaras.
Priyantono Oemar