REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Para penjual beras di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, mengaku pasokan beras dari agen di sentra beras lancar, tapi terjadi kenaikan harga beras. Kenaikan harga berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg atau Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per karung 10 kg.
Keterangan yang diperoleh dari penjual beras di Pasar Rakyat Tani, Kemiling, Bandar Lampung, Jumat (1/9/2023), kenaikan harga beras eceran sudah terjadi sepekan terakhir. Kenaikan harga terjadi pada beras kualitas biasa, medium, dan premium. Sedangkan pasokan beras dari agen masih tetap lancar atau normal.
Beras kualitas biasa harga awal Rp 9.000 per kg menjadi Rp 10.500 per kg. Beras kualitas medium dari harga Rp 11 ribu menjadi RP 12.500 per kg. Sedangkan, beras kualitas premium naik dari harga Rp 12.500 menjadi Rp 14 ribu per kg.
Menurut Husnan (45 tahun), penjual beras di Pasar Tani Kemiling, kenaikan harga beras kerap terjadi sebelum masa panen raya. Hal tersebut karena stok gabah di petani mulai habis sehingga pemilik penggilingan gabah kesulitan mencari pasokan gabah.
"Kalau belum panen raya, memang biasa terjadi kenaikan harga beras. Tapi, pasokan beras masih aman, masih lancar-lancar saja," kata Husnan, Jumat (1/9/2023).
Menurut dia, toko beras yang dijualnya rata-rata dalam kemasan berbagai merek. Harga beras merek Raja Udang yang diminati konsumen dari Rp 125 ribu per karung 10 kg menjadi Rp 130 ribu. Sedangkan, Raja Udang ukuran karung 25 kg dijual Rp 312.500. Sedangkan, harga beras medium dijual berkisar Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per karung 10 kg.
Naiknya harga beras mulai dirasakan ibu rumah tangga di Perum Way Halim. Menurut Leni (48 tahun), ibu rumah tangga di Jl Gunung Rajabasa, kenaikan harga beras telah mengurangi belanja sehari-hari. "Biasanya beli beras 10 kg dua karung untuk sebulan, sekarang ecer sekarung saja," kata Leni.
Dia mengatakan, kalau harga beras sudah naik, biasanya semua penjual beras di pasar tradisional rata-rata naik, karena dari agen yang sama membelinya. Agen beras biasanya berada di sentra beras seperti Kabupaten Pringsewu, Lampung Tengah, dan Lampung Selatan.
Saat ini, kondisi beberapa lahan sawah petani mengalami kekeringan lantaran tidak turun hujan dua bulan terakhir. Sawah petani tadah hujan tersebut diperkirakan terancam gagal panen bila dua bulan ke depan belum turun hujan juga.
Kekeringan sawah petani yang terlihat retak-retak tersebut terpantau di Kecamatan Ketapang dan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Suoh dan Bandar Suoh, Kabupaten Lampung Barat. Lahan sawah petani di daerah tersebut rata-rata lahan tadah hujan bukan irigasi.