REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemudahan akses dan pengajuan disebut menjadi salah satu penyebab anak muda terjerat pinjaman online atau pinjol. Hanya dengan kartu identitas berupa KTP, seseorang langsung mendapatkan pinjaman dengan mudah dan cepat.
Pinjol menjadi alternatif karena anak muda tidak bisa mengakses layanan perbankan yang dikenal cukup ketat dalam menyalurkan pembiayaan ke debiturnya. "Mereka (anak muda) mencari alternatif pembiayaan baik dari paylater ataupun pinjol yang administrasinya lebih gampang," kata Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF Nailul Huda kepada Republika, kemarin.
Huda mengatakan, mudahnya akses ke paylater membuat potensi gagal bayar juga tinggi, terutama untuk paylater yang terintegrasi dengan ekosistem digital dan berbasiskan pinjaman online. Angka gagal bayar pay later dan pinjol mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Huda, terjadi peralihan preferensi masyarakat dari kartu kredit ke pembiayaan alternatif lainnya seperti pinjol atau pun paylater. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan penerbitan kartu kredit dalam kurun waktu 2020-2022 tercatat di bawah satu persen.