REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jin Ping dipastikan akan diwakilkan atau tidak akan menghadiri langsung pertemuan puncak negara-negara G20 di New Delhi India akhir pekan depan. Namun Putin dikabarkan pada Jumat (1/9/2023), ia akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping segera.
Pernyataan itu menyusul laporan sebelumnya bahwa ia berencana untuk mengunjungi Cina, paling lambat pada bulan Oktober. Rusia telah semakin menguatkan hubungan ke Cina sebagai sekutu terkuatnya, sejak mengabaikan Barat yang telah memberi sanksi Rusia karena meluncurkan invasi ke Ukraina, yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".
Cina telah menolak untuk menyalahkan Moskow atas perang tersebut dan mengutuk sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia. Bahkan ketika Cina mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan diskon untuk minyak dan gas yang tidak bisa lagi dijual oleh Rusia ke Eropa.
Penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yury Ushakov mengatakan pada bulan Juli bahwa Putin berencana untuk mengunjungi Cina pada bulan Oktober pada saat forum "Belt and Road" yang ketiga. Ini menanggapi undangan yang dikeluarkan oleh Xi selama kunjungan kenegaraan ke Rusia pada bulan Maret.
Putin dan Xi telah menggembar-gemborkan sebuah era hubungan yang lebih dekat, dan penolakan bersama terhadap tatanan dunia yang berbasis di AS dan Barat. Kedua negara telah menandatangani sebuah perjanjian kemitraan "tanpa batas" di Beijing tahun lalu, beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Namun, Putin, yang berbicara dalam sebuah pertemuan yang disiarkan di televisi dengan beberapa siswa sekolah pada hari pertama tahun ajaran baru, tidak secara eksplisit mengonfirmasi bahwa ia akan berkunjung ke Cina lagi.
Putin tidak bisa dipastikan jadwalnya akan melakukan perjalanan ke luar negeri sejak Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya, pada bulan Maret. Di mana saat itu, tepat sebelum kunjungan Xi, karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Ukraina.
"Tidak lama lagi kami akan mengadakan acara, dan akan ada pertemuan dengan presiden Republik Rakyat Cina," kata Putin, menurut kantor berita Rusia, Interfax.
"Dia (Xi) memanggil saya temannya, dan saya dengan senang hati memanggilnya teman saya, karena dia adalah orang yang melakukan banyak hal untuk pengembangan hubungan Rusia-Cina."
Pekan lalu, Putin berpartisipasi dari jarak jauh dalam pertemuan puncak negara-negara BRICS, dengan Brasil, India, Cina, dan tuan rumah Afrika Selatan.
Ia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam pertemuan G20 atau Kelompok 20 negara industri dan berkembang terkemuka pada 9-10 September di India. Sementara Xi juga dipastikan hanya akan diwakilkan oleh Perdana Menteri Cina, Li Qiang.