REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung dan strok termasuk penyakit yang perlu diwaspasai karena berpotensi mengancam jiwa. Kabar baiknya, risiko mengidap kedua kondisi itu dapat dikurangi dengan perubahan pola makan sederhana.
Dikutip dari laman Mirror, Ahad (3/9/2023), sebuah penelitian mengidentifikasi bahwa asupan buah dan sayur adalah kuncinya. Menyantap lebih banyak buah dan sayur bisa menekan kemungkinan seseorang terkena strok dan serangan jantung.
Dalam studi, terungkap bahwa orang berpenghasilan rendah yang sering menyantap buah dan sayuran memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, terutama jika dibandingkan dengan peserta yang jarang makan buah dan sayur.
Mereka yang mengonsumsi buah dan sayur memiliki tekanan darah, gula darah, dan indeks massa tubuh yang lebih rendah. Porsi buah dan sayuran dalam jumlah cukup yang dimakan setiap hari dinilai efektif mengurangi kemungkinan jatuh sakit.
Studi yang digagas oleh tim dari Tufts University di Amerika Serikat, menganalisis data dari 1.817 anak-anak dan 2.064 orang dewasa. Para peserta diminta menjawab pertanyaan tentang makanan yang dikonsumsi dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Temuan studi telah dipublikasikan di jurnal Circulation: Cardiovaskular Quality and Outcomes. Hasilnya menunjukkan dampak baik dari program subsidi buah dan sayuran oleh pemerintah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Kepala petugas ilmu klinis di American Heart Association, Profesor Mitchell Elkind, sepakat dengan hasil dari studi tersebut. Dia mengatakan, gizi yang buruk dan pemenuhan nutrisi yang tidak memadai adalah pendorong utama penyakit kronis secara global.
Itu termasuk kondisi kardiometabolik seperti diabetes tipe dua dan konsekuensi kardiovaskularnya, mencakup gagal jantung, serangan jantung, dan strok. "Analisis ini menggambarkan potensi program bersubsidi untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran bergizi dapat mengurangi kerawanan pangan dan, diharapkan, meningkatkan upaya kesehatan subjektif dan objektif," kata Elkind.
Seorang ilmuwan terkemuka yang tak terkait dengan studi menyebutkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi jika ingin memperpanjang hidup beberapa tahun, yakni makanan yang "ramah planet". Itu dapat membantu mengurangi risiko kematian seseorang akibat kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya sebesar 25 persen.
Lima jenis makanan itu antara lain buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran yang tidak mengandung zat tepung, kacang-kacangan, dan minyak tak jenuh. Para ilmuwan pun yakin memperbaiki pola makan menurunkan risiko beberapa penyakit, sekaligus dapat meningkatkan kekebalan serta mendukung perkembangan otak.
Ada pula Planetary Health Diet Index, yang digagas mahasiswa doktoral Linh Bui dari Universitas Harvard dan timnya. Indeks itu memberi skor pada makanan, memperhitungkan risiko penyakit kronis serta dampak lingkungan seperti penggunaan air, penggunaan lahan, polusi nutrisi, dan emisi gas rumah kaca.
Skor itu menunjukkan dampak makanan terhadap kesehatan dan lingkungan, ditinjau dari berbagai bukti ilmiah. "Makanan nabati yang sehat dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker usus, diabetes, strok, dan kematian," ujar Bui.