Ahad 03 Sep 2023 14:41 WIB

BUMN Pariwisata Ungkap Nilai Tambah KEK Kesehatan Sanur

Dengan KEK Sanur ini, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia.

Rep: Muhammad Nursyams/ Red: Gita Amanda
Dengan KEK Sanur, Indonesia akan menangkap kembali devisa negara sebesar Rp 97,6 triliun per tahun. (ilustrasi)
Foto: dok. Republika
Dengan KEK Sanur, Indonesia akan menangkap kembali devisa negara sebesar Rp 97,6 triliun per tahun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney ikut ambil peran dalam gelaran flagship event ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan digelar pada 5-6 September 2023 di Jakarta. Di hadapan investor global, InJourney Group akan menampilkan proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur yang merupakan KEK Kesehatan pertama di Indonesia.

"AIPF merupakan ajang penting untuk memperkuat hubungan bilateral antarnegara," ujar Direktur Utama InJourney Dony Oskaria dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (3/9/2023).

Baca Juga

Dony menilai hal ini menjadi momentum bagi Kementerian BUMN dan BUMN untuk menunjukkan komitmen dan peran strategis bagi Indonesia namun juga isu strategis di negara Asia Tenggara dan Indo Pacific. Salah satu hal yang dibahas dalam ajang tersebut ialah creative economy, yang mana juga dibahas berbagai inisiatif strategis dan proyek-proyek untuk menjawab tantangan pemulihan industri pariwisata dan konsep kreatif experience economy khususnya di negara-negara ASEAN Indo Pacific.

Dony menjelaskan KEK Kesehatan Sanur merupakan proyek nasional untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat Indonesia akan layanan fasilitas kesehatan yang lengkap dan berkualitas internasional. Dengan dibangunnya kawasan ini, ucap Dony, Indonesia akan menangkap kembali devisa negara sebesar Rp 97,6 triliun per tahun yang sebelumnya dibelanjakan di luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 

"Jumlah sebesar ini dibelanjakan sekitar dua juta masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri," ucap Dony. 

Dony menyampaikan pengembangan KEK Sanur menawarkan alur perjalanan end to end yang mengintegrasikan layanan kesehatan dan pariwisata dengan berbagai fasilitas yang terdapat di dalam kawasan, penerapan standar internasional serta keterlibatan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut Dony, pengembangan KEK Sanur merupakan langkah transformasi strategis untuk menciptakan berbagai nilai tambah untuk Indonesia. Dengan adanya KEK Sanur ini, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia dan akan menjadi magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism.

"Kami juga turut mendukung kegiatan AIPF yang akan digelar pada 5-6 September 2023 nanti dengan menampilkan showcase KEK Sanur. Kami berharap dalam ajang ini dapat menarik para investor untuk dapat bekerjasama dengan kami," kata Dony.

KEK Sanur memiliki area seluas 41,27 hektare milik PT Hotel Indonesia Natour (PT HIN). Direktur Utama PT HIN Christine Hutabarat mengatakan KEK Sanur akan menjadi pusat layanan kesehatan dan pariwisata kelas dunia/berstandar internasional yang memiliki state-the art facilities yang terintegrasi.

"Terdapat sarana akomodasi yang terdiri dari hotel dan resort hingga 1000 kamar, fasilitas bagi elderly people (usia lanjut), Ethnobotanical Garden, Convention Centre bertaraf Internasional yang mampu menampung hingga 5.000 orang, Area Komersial, Sentra UMKM, serta berbagai fasilitas lain," ujar Christine. 

Christine mengatakan HIN selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Sanur terus berupaya agar pembangunan atau pengembangan kawasan ini dapat menjadi akselerator peningkatan perekonomian di Bali. Christine menyampaikan komitmennya untuk terus melakukan terobosan dan inovasi dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan sektor-sektor strategis di kawasan ini. 

"Kami berharap KEK Sanur akan menjadi World Class Medical and Wellness Destinations yang dapat dinikmati oleh pengunjung dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi dan teknologi terkini," kata Christine. 

Dengan begitu, Christine menyebut KEK Sanur tak sekadar menjadi sarana berobat, melainkan juga memiliki nilai tambah untuk menarik minat masyarakat Indonesia dan mengalihkan perawatan medis yang sebelumnya dilakukan di luar negeri menjadi di dalam negeri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement