Ahad 03 Sep 2023 16:25 WIB

Dinkes Depok: Kasus ISPA Meningkat 60 Persen

Dinkes Depok sebut kasus ISPA pada Agustus 2023 mengalami peningkatan 60 persen.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Bilal Ramadhan
Tenaga kesehatan memeriksa warga penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dinkes Depok sebut kasus ISPA pada Agustus 2023 mengalami peningkatan 60 persen.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tenaga kesehatan memeriksa warga penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dinkes Depok sebut kasus ISPA pada Agustus 2023 mengalami peningkatan 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengatakan kasus Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Agustus mengalami peningkatan, dengan jumlah kasus sebanyak 8.698. Meskipun begitu, belum bisa dipastikan penyebab dari kenaikan kasus tersebut.

"Ini data bulan Agustus, jadi memang ada peningkatan dari bulan Juli sebesar 60 persen. Tapi apakah ini karena polusi udara, kita belum bisa memastikan karena kasus ISPA bisa karena infeksi virus, bakteri atau alergi tapi kita akan pantau secara ketat," jelas Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati dikutip dari situs informasi Pemkot Depok, Sabtu (2/9/2023).

Baca Juga

Adapun rincian dari ribuan kasus ISPA di Depok tersebut meliputi, pneumonia pada balita 182 kasus, pneumonia berat 0 kasus, bukan pneumonia pada balita 4.969 kasus, non pneumonia pada usia lebih dari lima tahun 3.480 kasus serta pneumonia lebih dari usia lima tahun 67 kasus.

Mary mengatakan, meskipun ada kenaikan kasus, kasus-kasus yang diderita masih dalam kategori ringan. Ia mengeklaim pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi jika ada temuan kasus berat.

"Saat ini masih relatif aman walaupun ada peningkatan jumlah kasus tapi ini kasus-kasus yang kita anggap ringan. Kalau kasus berat pasti akan kita rujuk dan ini akan terus kita koordinasikan dan kita pantau secara ketat," katanya.

Dia mengaku telah mengantisipasi penyakit ISPA akibat meningkatnya polusi udara di Jabodetabek beberapa hari terakhir. Mulai dari menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, hingga mengaktifkan kembali Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Kita selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui teman-teman di puskesmas melalui penyuluhan, membuat flyer-flyer untuk mengingatkan ketika kualitas udara kita sarakan menggunakan masker, kemudian diaktifkan lagi Germas dan PHBS sehingga masyarakat terhindar dari ISPA," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement