Ahad 03 Sep 2023 18:52 WIB

Pengamat: SBY dan Prabowo Harusnya tak Sebutkan Narasi Pengkhianatan

Pengamat sebut SBY dan Prabowo seharusnya tidak menyebutkan narasi pengkhianatan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Tangkapan layar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pengamat sebut SBY dan Prabowo seharusnya tidak menyebutkan narasi pengkhianatan.
Foto: Youtube/PartaiDemokrat
Tangkapan layar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pengamat sebut SBY dan Prabowo seharusnya tidak menyebutkan narasi pengkhianatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan narasi merasa dikhianati harusnya tidak perlu dilontarakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Mestinya menurut Najmuddin kedua tokoh besar tersebut dapat menciptakan suasana tetap tenang supaya kader-kader dan pengikutnya tidak turut heboh di lapisan bawah.

Baca Juga

“Saya melihat saat ini kematangan SBY dan Prabowo  diuji. Harusnya mereka lebih bijak merespon dinamika politik Indonesia yang selalu dinamis,” kata Najmuddin, Ahad (3/9/2023).

Diketahui SBY langsung mengambil tongkat komando dari anaknya Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono setelah kepastian Partai Nasdem dan Anies Baswedan memutuskan memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres.