REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Muslim yang membaca Alquran atau tilawah, diganjar dengan pahala yang luar biasa. Banyak ayat Alquran dan hadits yang menjelaskan ihwal keutamaan tilawah Alquran.
Alquran ibarat penerang hati seorang Muslim, sehingga sepatutnya setiap Muslim tidak meninggalkan amal sholeh tersebut.
Berikut ini dalil-dalil dari Alquran dan hadits tentang keutamaan tilawah Alquran yang perlu direnungkan oleh setiap Muslim.
1. Surat Fatir ayat 29-30
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَاننِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Mahapengampun, Mahamensyukuri." (QS Fatir ayat 29-30)
Imam Qatadah menjelaskan, ayat tersebut adalah ayat untuk mereka yang senantiasa rajin membaca Alquran. Ayat itu sekaligus menjadi dasar adanya pahala yang besar dan berlipat ganda bagi mereka yang membaca Alquran. Allah SWT menambahkan mereka kehormatan dan karunia-Nya.
"Al-Ziyadah (penambahan) yang dimaksud pada ayat tersebut adalah syafaat di Hari Akhir nanti," demikian penjelasan Imam Qatadah.
2. Surat Al Baqarah ayat 121
Allah SWT mengaitkan amal saleh tilawah Alquran dengan keimanan. Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS Al Baqarah ayat 121)
Dalam riwayat Ibnu Mas'ud RA dalam tafsirnya terhadap ayat tersebut, disebutkan bahwa yang dimaksud "sebagaimana mestinya" (haqqo tilaawatihi) yaitu membaca Alquran sebagaimana diturunkan Allah SWT, dan tidak melakukan penyimpangan terhadap firman-Nya. Tidak pula melakukan penakwilan yang menyimpang.
Di sinilah kemudian ada kaitan yang jelas antara tilawah Alquran, haqqo (membaca dengan benar), dan keimanan kepada Kitabullah.
Imam Al Qurtubi, dalam tafsirnya terhadap Al Baqarah ayat 121, menyampaikan, ayat tersebut bersifat umum. Dan 'haqqo tilaawatihi' dapat dimaknai dengan sikap ittiba atau menjalankan kandungan ayat suci Alquran dengan hikmah, serta mengimani sesuatu yang serupa.
Baca juga: Patung Sphinx Mesir Hidungnya Hilang, Kemana Larinya? Jawaban Sejarawan Muslim Ini Menarik
Dengan demikian, dapat dipahami dari kedua pandangan tersebut, bahwa dengan membaca Alquran secara tartil dan memahami maknanya, maka berarti telah bersikap ittiba atas apa yang diturunkan Allah SWT.
3. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud RA
Satu huruf pada setiap ayat Alquran yang dibaca, itu diganjar dengan 10 kebaikan. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
من قرأ حرفًا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول: (الم) حرف، ولكن: ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف
"Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan bahwa ألم (alif laam mim) itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi)