REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Bangka Belitung, Ariandi Zulkarnain berpendapat substansi demokrasi pada pemilu dapat mendorong pemilih pemula terlibat dalam pesta demokrasi tersebut.
Dalam dialog Gerakan Cerdas Memilih (GCM) yang diselenggarakan RRI Sungailiat, Ahad (3/9/2023), Ariandi mengatakan, melibatkan pemilih pemula dalam pemilihan umum seringkali hanya dianggap sebagai pelepas capaian target semata, bahkan keikutsertaan dan kualitas dari para pemilih pemula dalam pemilu seringkali diabaikan atau bahkan kurang dianggap.
"Hal semacam ini yang menjadi pekerjaan rumah kita semua, untuk bisa mengajak pemilih pemula bergabung serta aktif dalam Pemilu 2024 mendatang," kata dia.
Sebetulnya mengajak pemilih milenial, kata dia, untuk ikut serta dalam pemilu, tidak semudah yang dibayangkan meskipun mereka mempunyai ketertarikan tinggi dalam politik.
"Pemilih pemula mempunyai ketertarikan yang tinggi pada politik, cukup ramai dan aktif di media sosial, tetapi apakah keramaian itu membicarakan pemilu dan demokrasi yang berkualitas, ini yang menjadi pertanyaan," ujarnya.
Ariandi mengatakan kualitas pemilu itu tidak hanya mengenai soal ramainya saja, tapi substansi demokrasi dan substansi obrolan di kalangan milenial itu bisa memberikan rekomendasi dan arah bangsa kedepannya.
"Hal ini seharusnya bisa ditangkap dengan baik oleh KPU maupun kontestan, tentang bagaimana refresentasi itu hadir dengan isu yang disampaikan serta bisa diakomodir oleh mereka yang berkontestasi," kata dia.