Senin 04 Sep 2023 12:22 WIB

Polisi Swedia Tangkap 15 Orang yang Justru Ingin Cegah Aksi Pembakaran Alquran

Aksi Momika digelar di Malmo, yang merupakan daerah dengan populasi Muslim yang padat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Polisi Swedia menangkap 15 orang yang justru mencoba mencegah Salwan Momika yang berkali-kali membakar Alquran, pada Ahad (3/9/2023).
Foto: EPA-EFE/Oscar Olsson
Polisi Swedia menangkap 15 orang yang justru mencoba mencegah Salwan Momika yang berkali-kali membakar Alquran, pada Ahad (3/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Polisi Swedia menangkap 15 orang yang justru mencoba mencegah Salwan Momika yang berkali-kali membakar Alquran, pada Ahad (3/9/2023). Langkah polisi Swedia itupun cukup disayangkan warga. Apalagi aksi pembakaran Alquran dilakukan di wilayah Varnhemstorget, Malmo, yang merupakan daerah dengan populasi Muslim yang padat.

Sekitar 100 pengunjuk rasa melempari batu dan botol ke arah Momika, seorang pengungsi asal Irak yang tinggal di Stockholm, setelah pria yang dikenal sebagai anti-Islam itu membakar salinan Alquran dengan perlindungan polisi. Polisi memindahkan Momika dari lokasi kejadian setelah terjadi perkelahian dan menangkap 15 pengunjuk rasa.

Baca Juga

Kehadiran polisi dalam jumlah besar terus berlanjut di daerah tersebut jika terjadi insiden, kata polisi Malmo. Tindakan provokatif pembakaran Alquran di Swedia ini, pernah terjadi juga dengan Denmark, namun Swedia mendapat kritik luas karena mengizinkan penodaan terhadap Alquran di depan umum di bawah perlindungan polisi.

Politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan telah membakar salinan Alquran di kota-kota Swedia, Malmo, Norrkoping, Jonkoping, dan Stockholm, termasuk selama Paskah tahun lalu.

Pada tanggal 21 Juni, ia membakar salinan Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia. Tak lama, Momika menjadi berita utama seminggu kemudian, ketika ia membakar salinan Alquran di luar masjid di Stockholm selama Idul Adha.

Pada tanggal 20 Juli, di luar Kedutaan Besar Irak di Swedia, Momika juga melemparkan salinan Alquran dan bendera Irak ke tanah dan menginjak-injaknya, kemudian membakar salinan Alquran di luar parlemen Swedia pada tanggal 31 Juli 2023 lalu.

Aksi ini selanjutnya diikuti seorang imigran Iran, Bahrami Marjan yang melakukan aksi provokatif serupa di Angbybadet, sebuah daerah dekat Stockholm, pada 3 Agustus. Setelah itu, Momika juga melakukan aksi pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Iran pada awal Agustus, dan satu lagi di depan Masjid Stockholm pada Kamis lalu.

Meskipun mengakui bahwa aksi-aksi tersebut merusak citra Swedia dan membahayakan keamanan, Momika masih bisa mendapatkan izin dari pihak berwenang. Pihak keamanan Swedia juga mengatakan bahwa situasi keamanan di negara tersebut telah memburuk setelah aksi pembakaran Alquran

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement