Senin 04 Sep 2023 12:27 WIB

Siswa Madrasah se-Indonesia Beradu Sains Tingkat Nasional

Sebanyak 375 siswa madrasah terpilih akan tampil di ajang nasional ini.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut membuka secara resmi Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2022 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Senin (10/10/2022)
Foto: Republika/Muhyiddin
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut membuka secara resmi Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2022 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Senin (10/10/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madrasah se-Indonesia beradu kemampuan sains di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2023 yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara. KSM 2023 ini resmi dibuka oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki di Lapangan Balai Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Ahad (3/9/2023) malam.

Acara KSM dirangkai dengan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES), Ekspo Madrasah, dan Pameran Daerah Sulawesi Tenggara pada 3-7 September 2023. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap acara ini dapat menemukan bibit-bibit unggul yang dapat berkontribusi bagi masyarakat dan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan bangsa.

Baca Juga

"Kita harapkan dari event nasional ini muncul talenta-talenta muda berprestasi nasional yang akan membawa nama baik bangsa di kancah internasional," kata Menag Yaqut dalam pidato yang dibacakan oleh Wamenag Saiful, Ahad (3/9/2023) malam.

KSM tingkat nasional ini merupakan babak terakhir dari kompetisi yang telah digelar di tingkat satuan pendidikan, tingkat kabupaten dan tingkat provinsi sejak 24 Mei 2023. Hasilnya, sebanyak 375 siswa madrasah terpilih akan tampil di ajang nasional ini.

KSM adalah olimpiade sains versi Kementerian Agama (Kemenag), yang hanya melibatkan sekolah-sekolah di bawah naungan Kemenag, yaitu madrasah ibtidayah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA). Event tahunan yang digelar sejak 2012 ini pada 2023 mengambil tema "Mandiri Berprestasi Membangun Kemuliaan Negeri."

Saiful menyampaikan di antara mata lomba yang dipertandingkan adalah matematika terintegrasi, IPA terintegrasi, IPS terintegrasi, biologi terintegrasi, fisika terintegrasi, kimia terintegrasi, ekonomi terintegrasi, geografi terintegrasi, dan lain-lain.

"Saat ini madrasah telah melakukan reposisi dari sekolah agama menjadi agama plus, yang juga memiliki kompetensi dalam bidang sains," ujarnya.

Saiful mengatakan, saat ini telah banyak siswa madrasah menjuarai beberapa event olimpiade sains tingkat nasional maupun internasional. Ia berpesan, para peserta untuk menjaga konsistensi dalam berproses di madrasah.

"Untuk menjadi yang terbaik tidak bisa tiba-tiba. Nikmatilah proses itu sebagai kebutuhan diri untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas diri demi menyambut tantangan zaman," ujarnya.

 

Saiful mengatakan, madrasah juga demikian, harus menciptakan suasana kondusif dan kompetitif bagi siswa. Prestasi murid tidak akan muncul jika suasana dan iklim madrasah tidak kondusif. Karena itu, semuanya harus menciptakan kondisi madrasah bebas dari perundungan, tindakan intoleran, dan pelecehan seksual.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi berharap ajang KSM ini dapat meningkatkan kualitas madrasah dan siswa Indonesia secara umum. Kompetisi semacam ini tidak hanya tentang meraih prestasi, tetapi juga tentang mengasah kemampuan berpikir analitis, kreatif, dan kolaboratif.

"Pada gilirannya nanti, usaha dan dedikasi para siswa akan menjadi kontribusi berarti bagi pembangunan daerah, bangsa, dan umat," ujar Mazi.

Gubernur Sulawesi Tenggara optimistis KSM 2023 mampu melahirkan generasi unggul yang berdaya saing tinggi dan mandiri. Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, kompetisi sains ini menggunakan pola integrasi, yang diharapkan dapat memudahkan siswa memiliki pemahaman terpadu antara sains dan agama.

"Cara ini kami harapkan berdampak pada pemahaman, cara pikir dan perilaku murid madrasah yang selalu mengintegrasikan semua aktivitas keduniaan dengan keagamaan sehingga bernilai ibadah yang berdimensi ukhrawi," kata Ramdhani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement