Senin 04 Sep 2023 12:51 WIB

Akhiri Lawatan di Mongolia, Paus Yakinkan Vatikan tak Punya Agenda Politik

Paus berucap bahwa Vatikan tak miliki agenda politik tertentu

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Paus Fransiskus pada Senin (4/9/2023) mengakhiri perjalanan bersejarah ke Mongolia dengan tujuan utama mengunjungi komunitas Katolik yang sangat kecil di negara tersebut.
Foto: AP
Paus Fransiskus pada Senin (4/9/2023) mengakhiri perjalanan bersejarah ke Mongolia dengan tujuan utama mengunjungi komunitas Katolik yang sangat kecil di negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, ULANBATAR -- Paus Fransiskus pada Senin (4/9/2023) mengakhiri perjalanan bersejarah ke Mongolia dengan tujuan utama mengunjungi komunitas Katolik yang sangat kecil di negara tersebut. Dalam penegasannya, Paus berucap bahwa Vatikan tak miliki agenda politik tertentu. Ia juga berjanji gereja Katolik akan terus berbenah.

Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan lima harinya dengan singgah untuk meresmikan Rumah Belaskasih (House of Mercy). Tempat ini adalah sebuah bangunan serbaguna yang menyediakan perawatan kesehatan sementara bagi mereka yang paling membutuhkan di Ulanbatar, ibu kota Mongolia. Tempat ini diperuntukkan juga bagi para tunawisma, korban kekerasan dalam rumah tangga, dan para pendatang.

Baca Juga

Bangunan ini terletak di sebuah sekolah yang telah diubah dan merupakan gagasan dari ulama Katolik terkemuka di Mongolia, Kardinal Giorgio Marengo dari Italia. House of Mercy ditakdirkan untuk menjadi semacam pusat amal yang mengoordinasikan pekerjaan lembaga-lembaga misionaris Katolik dan sukarelawan lokal.

"Kemajuan sejati sebuah bangsa tidak diukur dari kekayaan ekonomi, apalagi dengan investasi dalam kekuatan ilusi persenjataan, tetapi oleh kemampuannya untuk menyediakan kesehatan, pendidikan dan pembangunan integral rakyatnya," kata Fransiskus di rumah itu.

Dia mengatakan bahwa dia ingin menghilangkan "mitos" bahwa tujuan lembaga-lembaga Katolik adalah untuk mengubah orang menjadi pemeluk agama Katolik, "seolah-olah kepedulian terhadap orang lain adalah cara untuk menarik orang untuk 'bergabung'".

Mongolia yang sebagian besar penduduknya beragama Buddha hanya memiliki 1.450 umat Katolik dalam populasi 3,3 juta jiwa dan dalam sebuah acara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Ahad (3/9/2023). Hampir seluruh penduduk Katolik di negara itu berada di bawah satu atap dengan paus.

Vatikan memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemerintah komunis Cina hingga saat ini....

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement