REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menggelontorkan sekitar Rp 450 miliar untuk pembiayaan modal usaha kepada sekitar 110 ribu orang pelaku usaha di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Direktur Operasional, Digital dan Teknologi Informasi pada PT PNM (Persero) Sunar Basuki menyebutkan, dari 110 ribu orang nasabah itu terbagi menjadi sekitar 550 kelompok. "Sampai dengan saat ini PNM memberikan akses keuangan pembiayaan modal sekitar Rp 450 miliar khusus di Situbondo saja," kata Sunar saat menjadi narasumber dialog bertajuk The Art of Leadhership Entreprenurship rangkaian kegiatan Festival Tembakau dan Kopi di Situbondo, Jawa Timur, Ahad (3/9/2023) malam.
PNM yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di bidang jasa keuangan itu, Sunar melanjutkan, memberikan penawaran modal awal dalam berusaha tanpa agunan dengan bunga terjangkau. "Kami tidak menggunakan istilah persen, tapi pembiayaan dari kami bunganya terjangkau. Misal, setiap pekan ada pembayaran jasa sebesar Rp 10 ribu per orang," ujar Sunar.
Ia menyampaikan, masyarakat kecil dapat dipercaya meskipun meminjam tanpa menggunakan agunan dan terbukti kredit macet hanya di bawah satu persen, selebihnya nasabah membayar dengan lancar dan tuntas.
Tak hanya memberikan pinjaman, kata Sunar, PNM juga memberikan pendampingan kepada nasabah dengan memberikan pemahaman tentang kejujuran, disiplin, kerja keras, termasuk tanggung jawab dalam membayar tanggungan nasabah. Sunar menyebutkan, PNM memberikan pinjaman modal usaha kepada nasabah minimal sebesar Rp 2,5 juta, sedangkan pinjaman terbesar akan disesuaikan dengan besarnya usaha yang dimiliki.
"PNM hadir dengan memberikan pinjaman kepada pelaku usaha kecil tanpa jaminan. Bisa disebut PNM adalah antitesis perbankan dengan memberdayakan kelompok perempuan," kata dia.
Sunar juga mengajak pemuda yang tergabung dalam Pengurus Cabang Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU) Situbondo yang hadir dalam dialog itu agar memiliki jiwa entrepreneur. "Entrepreneur itu harus dimiliki oleh para anak muda. Membangun usaha sendiri membutuhkan kompetensi dan mengetahui pangsa pasar. Permodalan nomor sekian. Banyak orang yang punya modal, tapi tidak punya kemampuan menjadi pengusaha sehingga modalnya sia-sia," ujar dia.