REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan peralihan penggunaan bahan bakar minyak menjadi kendaraan motor listrik dinilai berdampak positif bagi Indonesia yang memiliki cadangan bahan baku nikel terbesar di dunia. Maka diharapkan nantinya dapat menguasai pasar bahan baku baterai secara global.
CEO Grant Thornton Johanna Gani mengatakan, itu pun selaras dengan akselerasi Indonesia menuju transportasi rendah emisi, mengurangi impor minyak bumi, menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan mendukung kebijakan pembangunan berkelanjutan pemerintah lainnya. Dampak positif lain dari pemanfaatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), kata dia, di antaranya penurunan biaya kesehatan akibat peningkatan kualitas udara.
Lalu keuntungan dari penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca), maupun potensi keuntungan pengendara yang berasal dari penghematan biaya bahan bakar dan perawatan kendaraan. Berikutnya potensi penciptaan lapangan kerja dari industri KBLBB maupun komponen KBLBB.
"Walau begitu, masih banyak hambatan dan tantangan untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia, seperti proses pengolahan teknologi baterai yang memerlukan teknologi canggih dan biaya yang cukup besar serta terbatasnya infrastruktur baterai untuk kendaraan listrik," ungkap Johanna di Jakarta, Senin (4/9/2023).
Maka, lanjutnya, perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia guna percepatan kendaraan berbasis listrik (EV) yang tidak hanya berbentuk infrastruktur, tetapi juga regulasi serta produksi. Masyarakat juga dinilai harus terus diberikan edukasi mengenai dampak positif kebijakan transisi energi demi pengurangan emisi, salah satunya dengan beralih menggunakan kendaraan listrik.
"Pemerintah sebaiknya meningkatkan dukungan. Melalui regulasi dan insentif pendukung lainnya, yang dapat menarik minat investor untuk berinvestasi dan juga subsidi harga yang dapat menarik minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik," kata dia.
Seperti diketahui, Indonesia telah menyatakan kesiapannya memasuki era kendaraan listrik. Berdasarkan laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia sebanyak 15.437 unit sepanjang 2022. Jumlahnya melesat 383,5 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 3.193 unit. Kehadiran mobil listrik di Indonesia juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Tahun ini Pemerintah meluncurkan program percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) berupa bantuan Pemerintah dan insentif fiskal seperti tax holiday hingga 20 tahun untuk memperkuat ekosistem KBLBB. Kemudian PPN dibebaskan atas impor dan perolehan barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik untuk industri kendaraan bermotor hingga insentif perpajakan dengan PPnBM nolpersen.