REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan rencana pembangunan moda transportasi trem. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Rosan Perkasa Roeslani untuk membahas tindak lanjut dukungan BUMN.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, menyatakan pertemuan pada Senin (4/9/2023) ini melanjutkan pembicaraan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, pada 2021 mengenai rencana dukungan BUMN terhadap pembangunan trem di Kota Bogor. Menurut saran yang diterimanya dari Wamen BUMN, pihaknya akan mengkoordinasikan bagaimana membangun konsorsium atau umbrella management-nya.
“Jadi siapa yang mengerjakan apa, siapa fokus kepada apa, yang penting kan aspek financingnya yang tidak mudah sekarang. Saya kira itu yang kita fokuskan beberapa bulan ke depan,” kata Bima Arya dalam keterangannya, Selasa (5/9/2023).
Wamen BUMN Rosan Perkasa Roeslani, menilai rencana pembangunan trem di Kota Bogor tentunya akan berdampak positif tidak hanya terhadap masyarakat Bogor, tapi juga masyarakat disekitarnya. Selain itu akan menjadikan lingkungan yang lebih baik.
“Tentunya kami Kementerian BUMN ini akan mengajak juga BUMN terkait untuk mensupport rencana ini, karena ini kan bukan hanya BUMN saja karena ada juga dari kementerian lainnya sehingga kolaborasi ini harus dilakukan secara intensif, karena program ini menurut kami program yang sangat baik,” ujarnya.
Sementara itu, pada Juli lalu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, mengatakan Pemkot Bogor pun meminta pertimbangan dan saran dari Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait metode pembiayan trem.
“Iya, ini dalam rangka tindak lanjut yang trem ya, kan kita sudah ada timnya. Sekarang kami minta pertimbangan dan saran dari DJKA Kemenhub terkait bagaimana sistem kerja sama, operasional dan pendanaannya,” ujar Syarifah, Jumat (21/7/2023).
Syarifah menjelaskan, berdasarkan perhitungan dibutuhkan dana sekitar Rp 1,7 triliun untuk membangun trem sepanjang 12 kilometer. Dengan anggaran sebanyak ini, tentu saja berat bagi Pemkot Bogor jika menggunakan APBD.
Tak ayal, kata dia, saat Pemkot Bogor sedang mencari sekaligus membedah skema pembiayaan mana yang paling terbaik. Apalagi kebutuhan akan trem di Kota Bogor sudah dilakukan kajian dan perencanaan jauh dari sebelumnya.
“Di skala kota trem lebih bagus karena prinsipnya untuk mengurangi kendaraan pribadi dan mengurangi kendaraan umum yang kecil (angkot) dengan kendaraan yang bisa mengangkut lebih banyak orang. Trem bisa mengangkut sampai 200 orang jadi akan lebih efisien lagi,” katanya.