REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Level harga minyak naik tipis pada Senin (4/9/2023) di tengah ekspektasi OPEC+ yang akan membatasi pasokan dan spekulasi Federal Reserve AS akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga agresifnya.
Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar dunia telah mempelopori upaya untuk mendukung kenaikan harga melalui pengurangan produksi secara sukarela dalam jumlah besar. Itu sebagai bagian dari kesepakatan produksi oleh kelompok produsen OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia.
Saudi juga diperkirakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar satu juta barel per hari selama empat bulan berturut-turut hingga Oktober.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, Moskow telah sepakat dengan mitra OPEC+ mengenai parameter pengurangan ekspor lanjutan pada bulan Oktober.