Selasa 05 Sep 2023 12:02 WIB

Usulan Kontrol Rumah Ibadah, Sekjen DMI: Akan Lahirkan Rezim Diktator

DMI heran masih ada pejabat yang berpikir totalitarian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI Imam Addaruqutni
Foto: Dok.DMI
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI Imam Addaruqutni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza Dahniel, yang menghendaki agar pemerintah mengontrol semua tempat ibadah mendapatkan respons dari berbagai pihak, termasuk dari Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni menyatakan, jika rumah ibadah dikontrol pemerintah, akan melahirkan rezim diktator.

Baca Juga

"Pandangan seperti itu, kalau itu benar dari BNPT, sebenarnya itu bukanlah arah dari kehidupan bernegara yang demokratis, melainkan arah pemerintahan yang totaliter yang akan melahirkan rezim diktator," ujar Imam saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/9/2023).

Indonesia sudah merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-78. Karena itu, Imam heran masih ada pejabat di negeri ini yang masih berpikir totalitarian.

"Saya heran, baru saja kita merayakan hari kemerdekaan mendekati 80 tahun merdeka dengan menganut mazhab bernegara demokratis konstitusional, kok masih saja ada pemikiran dari pejabat yang institusinya sendiri merupakan instrumen alat negara, justru pemikirannya itu totalitarian dan bercorak diktatorial," ujar Imam.

Imam memaklumi jika pandangan-pandangan seperti itu muncul di parlemen atas nama rakyat. Jika pandangan itu muncul dari parlemen, menurut dia, itu menjadi suatu pemikiran kontrademokrasi.

"Kita sudah pernah mengalami masa-masa otoritarianisme dan totalitarianisme, bahkan banyak yang menyebut diktatorial di sebagian era Orde Baru. Lah kok ini mau diulangi lagi. Berapa korban nyawa dari rakyat kita yang mestinya ikut menikmati kemerdekaan tetapi harus mati karena operasionalisasi konsep EKA-EKI waktu itu," kata Imam.

Saat ini bukanlah era reideologisasi negara... 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا بَلْ مَكْرُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ اِذْ تَأْمُرُوْنَنَآ اَنْ نَّكْفُرَ بِاللّٰهِ وَنَجْعَلَ لَهٗٓ اَنْدَادًا ۗوَاَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَۗ وَجَعَلْنَا الْاَغْلٰلَ فِيْٓ اَعْنَاقِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ هَلْ يُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, “(Tidak!) Sebenarnya tipu daya(mu) pada waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami agar kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab. Dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

(QS. Saba' ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement