REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Berkuliah di luar negeri saat ini susah-susah gampang. Selain niat yang kuat, diperlukan pula persiapan yang matang.
Ledy Iksarina, mahasiswa keperawatan yang berkuliah di Avans Plus Hoge School, Belanda, berbagi tips agar lancar berkuliah di luar negeri. Perempuan asal Lhokseumawe itu mengatakan, hal pertama yang menurutnya paling penting adalah menguasai bahasa inggris. Pasalnya, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dimengerti dan dipakai hampir di semua negara.
Bahasa Inggris akan menjadi batu loncatan bagi calon mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan di luar negeri. "Dengan menguasai bahasa Inggrs, kita mudah berkomunikasi," kata Ledy saat ditemui Republika, di Amsterdam, Ahad (3/9/2023).
Ledy mengaku telah mempersiapkan diri untuk kuliah di luar negeri sejak sekolah menengah pertama (SMP). Salah satu yang ia lakukan adalah dengan mengambil kelas internasional sejak SMP. Ia pun giat meningkatkan kompetensi bahasanya dengan berbagai kegiatan.
"Sejak SMP saya masuk kelas internasional, padahal waktu itu masih sedikit yang mau," katanya.
Kedua, calon mahasiswa harus rajin mencari informasi tentang beasiswa. Di era digital ini, informasi beasiswa luar negeri sangat melimpah di internet. Namun, masih banyak yang ksulitan menemukan informasi tersebut, terutama beasiswa untuk program studi tertentu yang cukup spesifik.
"Harus rajin mencari informasi karena dia tidak datang sendiri, apalagi beasiswa yang spesifik dan hanya disebar di kampus tertentu," kata Ledy.
Ia menegaskan, calon mahasiswa harus meluangkan waktu untuk mencari kesempatan kuliah. Jangan terlena dan menunda-nunda mencari informasi. Pasalnya, banyak persyaratan yang harus disiapkan dan waktu yang cukup lama untuk menunggu tanggapan dari pemberi beasiswa.
"Jadi, jangan tunggu waktu luang untuk mencari beasiswa, tapi luangkan waktu benar-benar untuk mencari dan mempersiapkan diri kuliah di luar negeri. Kalau sekadar mencari di waktu luang, kesempatannya kecil," ungkap perempuan yang pernah berkuliah di Universitas Syiah Kuala, Aceh, tersebut.