REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ASEAN membutuhkan strategi taktis jangka panjang yang relevan. Rencana tersebut tidak hanya untuk lima tahun ke depan, tapi hingga 2045.
“ASEAN butuh strategi taktis jangka panjang yang relevan dan sesuai harapan rakyat, yang tidak hanya untuk lima tahun ke depan, tapi 20 tahun ke depan sampai 2045,” kata Jokowi saat membuka KTT ASEAN Sesi Pleno di Ruang Cendrawasih, JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Jokowi mengungkapkan, ASEAN sebagai kapal besar memiliki tanggung jawab besar terhadap ratusan juta rakyatnya. “Walaupun harus berlayar di tengah badai, kita sebagai para pemimpin ASEAN harus memastikan bahwa kapal ini mampu terus melaju, mampu terus berlayar, dan kita harus menjadi nahkoda di kapal kita sendiri untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, kemakmuran bersama,” ujarnya.
Menurut Jokowi, para pemimpin ASEAN pasti menyadari besarnya tantangan dunia saat ini. Dia berpendapat, kunci bagi ASEAN untuk menghadapi tantangan itu adalah persatuan dan sentralitas. Presiden menegaskan kembali bahwa arah ASEAN sudah jelas, yakni menjadi pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth. Oleh sebab itu, dia mengajak para pemimpin ASEAN untuk bekerja lebih keras, kompak, berani, dan gesit.
Saat membuka KTT ASEAN ke-43, Jokowi menegaskan persatuan ASEAN. “Akhir akhir ini saya sering mendengar pernyataan publik terkait ASEAN, yaitu apakah ASEAN akan terpecah dan tidak bisa bersatu? Apakah kapal ASEAN mampu terus melaju?” ucapnya.
“Pada momentum ini, sebagai anggota keluarga dan ketua ASEAN saya ingin menegaskan, kesatuan ASEAN masih terpelihara dengan baik,” ujar Jokowi menambahkan.
Selain itu, Presiden turut mengingatkan pentingnya kesetaraan. Menurutnya saat ini kesetaraan telah menjadi barang langka di dunia. “Banyak ketidakadilan dan konflik terjadi akibat tidak adanya kesetaraan,” katanya.
Namun, dia menegaskan bahwa ASEAN berbeda. Menurutnya, ASEAN menjunjung tinggi kesetaraan.
“Kesetaraan menjadi value utama yang kita hormati dan kita junjung bersama dalam bingkai persatuan dan kebersamaan sehingga kapal ASEAN bisa terus melaju,” ujar Presiden.
Jokowi kemudian menyampaikan bahwa saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Perebutan pengaruh antara negara kekuatan besar sedang berlangsung. Namun, Jokowi menegaskan ASEAN sudah sepakat untuk tidak menjadi proksi bagi kekuatan mana pun.