REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam sangat menghormati ilmu, Allah SWT juga memuliakan orang yang berilmu. Di samping itu, Islam juga mengajarkan untuk menghormati orang yang mengajarkan ilmu atau yang biasa disebut guru.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila kalian belajar ilmu dari seseorang, hendaklah merendahkan diri di hadapannya."
Dalam kitab shahihnya, lmam Bukhari Rahmatullah 'Alaih meriwayatkan dari Syekh Mujahid Rahmatullah 'Alaih bahwa barangsiapa ketika mencari ilmu bersifat malu atau sombong, ia tidak akan mendapatkannya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata, "Siapa saja yang telah mengajarkan satu huruf kepadaku, maka aku adalah hamba sahayanya, apakah dia akan membebaskanku atau menjualku."
Syaikh Yahya bin Katsir Rahmatullah 'Alaih berkata, "llmu tidak dapat diperoleh dengan bermalas-malasan."
lmam Syafi'i Rahmatullah 'alaih berkata, "Apabila seseorang belajar ilmu setengah hati dan merasa sudah cukup, ia tidak akan pernah berhasil. Tetapi, orang yang belajar disertai tawadhu' dan mau bersusah payah, itulah orang yang akan berhasil."
Syekh Mughirah Rahmatullah 'alaih berkata, "Kami selalu takut kepada guru kami, yaitu Syekh lbrahim Rahmatullah 'Alaih, sebagaimana rasa takut kepada raja."
Syekh Yahya bin Ma'in Rahmatullah 'alaih adalah seorang muhaddits besar. lmam Bukhari pernah berkata mengenai dirinya, "Belum pernah aku melihat seseorang memuliakan para muhadditsin, melebihi Syekh Yahya bin Ma'in."
lmam Abu Yusuf Rahmatullah 'alaih berkata, "Saya mendengar dari para ulama, barangsiapa tidak memuliakan guru, ia tidak akan berhasil."
Jika membaca kisah Sayyidina lbnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, betapa tawadhu dan rendah hati lbnu Abbas terhadap gurunya. Kita juga dapat mengetahui akan kecintaan dan perhatian lbnu Abbas terhadap ilmu.
Apabila lbnu Abbas mendengar ada hadis yang tersimpan pada seseorang, ia akan langsung mendatanginya dan mempelajarinya, meskipun harus menanggung kesusahan dan penderitaan. Tanpa usaha dan susah payah, jangankan ilmu, sesuatu yang sepele pun tidak akan pernah didapatkan.
Dilansir dari Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan.