Selasa 05 Sep 2023 15:17 WIB

Alasan PKS Tetap Dukung Anies, Tapi Belum Ketok Cak Imin

PKS masih berharap Partai Demokrat tetap berada dalam Koalisi Perubahan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 telah tiba di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
Foto: Tangkapan layar
Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 telah tiba di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Jazuli Juwaini menyikapi perkembangan politik terakhir usai pendeklarasian pasangan Anies Rasyid Baswedan dengan Abdul Muhaimin Iskandar. PKS, kata ia, berharap Partai Demokrat tetap dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, meskipun mereka sudah menyatakan resmi untuk keluar.

"Ketika ada perubahan meskipun kita berharap Pak SBY atau Demokrat balik lagi, tapi kan sudah menyampaikan bahwa keluar. Meskipun pernyataan itu dia akan keluar, saya masih punya harapan Demokrat gabung lagi," ujar Jazuli di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga

PKS sendiri akan menggelar Rapat Majelis Syura untuk menyikapi deklarasi pasangan Anies-Muhaimin. Meskipun ia menilai, forum tersebut tak akan melepas dukungan PKS kepada mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Perkembangan-perkembangan dinamika politik yang ada itu, tentu PKS selalu menggunakan sistem dan mekanisme melalui Majelis Syura. Apalagi capres dan cawapres itu masalah yang sangat strategis," ujar Jazuli.

PKS memiliki beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh bakal cawapres tersebut. Kriteria tersebut adalah nasionalis religius, dwitunggal kesepakatan dengan Anies, dan memiliki peluang menang besar.

Kendati demikian, ia menjelaskan PKS tetap berpegang pada piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Isinya adalah menyerahkan kewenangan kepada Anies dalam pemilihan bakal cawapresnya.

"Saya berulang-ulang dari awal mengatakan koalisi ini ibarat perahu, perahu itu harus kuat jangan sampai pecah dihempas ombak, itu satu. Yang kedua, yang kita minta jadi nakhoda ini tau arah kompas, negara ini terlalu besar, masalahnya terlalu rumit, hanya orang hebat yang bisa mengatasi masalah di republik ini dengan baik," ujar Jazuli.

"Jadi sebenarnya itu poin PKS, makanya yang kita usung ini harus orang yang punya potensi menang, itu loh," kata anggota Komisi I DPR itu.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhirnya angkat bicara soal dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Rasyid Baswedan. Jelasnya, kini Partai Demokrat bukanlah bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dalam pengusungan Anies.

Ia sadar banyak kader partainya yang marah terhadap keputusan sepihak yang diambil oleh Partai Nasdem dan Anies dalam memilih Muhaimin. Namun, ia juga meminta agar seluruh elemen partainya move on dan melupakan peristiwa tersebut.

"Mari kita buka lembaran baru ke depan, kita harus segera move on. Hari ini kami keluarga Partai Demokrat dengan bebesar hati, dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongsong peluang peluang baik di depan," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Partai Demokrat juga tak ingin terjebak dalam isu-isu yang memecah belah masyarakat. Karenanya, AHY mengucapkan selamat atas deklarasi pasangan Anies-Muhaimin yang akan maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan," ujar AHY.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement