Selasa 05 Sep 2023 15:19 WIB

Sampah di Bandung Masih Menumpuk, Warga Diminta Pilah Sampah

Warga Bandung diminta mengolah sampah dengan model sederhana.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nora Azizah
Masyarakat Kota Bandung diajak untuk melakukan pemilahan sampah menggunakan model sederhana.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Masyarakat Kota Bandung diajak untuk melakukan pemilahan sampah menggunakan model sederhana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Kota Bandung diajak untuk melakukan pemilahan sampah menggunakan model sederhana, yaitu Kang Empos (karung, ember dan kompos) di saat TPA Sarimukti masih ditutup sementara akibat kebakaran. Meski terdapat TPA darurat, namun belum dapat menampung sampah se Bandung Raya. 

Saat ini, sampah-sampah di TPS termasuk di beberapa trotoar jalan di Kota Bandung menumpuk akibat belum terangkut ke TPA. Masyarakat sementara waktu diminta untuk mengolah sampah organik dengan menggunakan peralatan sederhana tanpa harus membutuhkan lahan luas.

Baca Juga

Ketua Satgas Peduli Kelola Sampah PKS Kota Bandung Danar Aji Pratomo mengatakan masyarakat yang tidak memiliki lahan luas dapat memanfaatkan karung, ember dan kompos untuk mengolah sampah organik. Hasil dari proses pengolahan tersebut dapat menjadi media tanam. 

"Modalnya kalau mau mengerjakan (mengolah sampah organik) cukup Rp 50 ribu, modal ember, karung dan kompos," ucap dia di Kantor PKS Kota Bandung, Selasa (5/9/2023). 

Jika tidak terdapat kompos, ia mengatakan dapat menggunakan tanah. Kompos digunakan untuk mempercepat proses pembusukan pada sampah organik yang diolah. 

Sedangkan penggunaan karung, Danar mengatakan apabila sampah organik yang diolah sudah penuh dan tuntas dapat dikeluarkan dan digantikan dengan karung yang baru. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan ember, karung, sekam dan kompos. 

Ia mengatakan karung dimasukan ke dalam ember. Selanjutnya karung yang terpasang di ember diisi terlebih dahulu oleh sekam. Kegunaan sekam yaitu untuk menyerap air lindi dari sampah organik yang diolah. 

Setelah itu, kompos dimasukan ke dalam ember dan dilanjutkan sampah organik. Selanjutnya kompos dimasukkan kembali di atas sampah organik dan diaduk-aduk serta langsung ditutup. 

Danar mengatakan, apabila proses pengolahan sampah organik telah selesai maka didiamkan selama dua pekan agar sampah terdekomposisi. Selanjutnya dapat dipakai untuk media tanam. 

"Didiamkan dua pekan akan terdekomposisi, bisa dipakai menjadi media tanam. Kalau tidak ada kompos bisa pakai tanah," kata dia. 

Ketua DPD PKS Kota Bandung Ahmad Rahmat Purnama mengatakan partai berinisiatif membentuk satgas peduli kelola sampah di tengah permasalahan sampah yang muncul akibat TPA Sarimukti kebakaran. Mereka akan memberi pelayanan gratis yaitu pembuatan lubang biopori, penyemprotan bio aktivator dan penyuluhan termasuk membuka hotline layanan.

Ia pun mengajak masyarakat dan kader untuk menjalankan program Kang Pisman yaitu kurang, pisahkan dan manfaatkan. Diharapkan dapat meminimalisasi sampah yang dibuang ke TPS. 

"Kita akan rekrut (relawan), mudah-mudahan di 30 DPC di 30 lecamatan masing masing bisa mengirimkan relawannya dan kemudian akan kita latih," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement