Selasa 05 Sep 2023 16:07 WIB

Orang Suka Mengemis Kulit Wajahnya Sobek dan Dagingnya Berjatuhan

Rasulullah membenci perbuatan mengemis.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
 pengemis, ilustrasi
Foto: Blogspot
pengemis, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rasulullah menghabiskan umurnya untuk beramal, dan mengajak manusia untuk senantiasa beramal pula. Pada saat yang sama beliau membenci orang yang bermalas-malasan dan orang yang hidup di atas tanggungan orang lain, kendati untuk beribadah sekalipun.

Dikutip dari buku Nabi Muhammad SAW Sehari-Hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy, Rasulullah menanamkan hal itu dalam pikiran kaum muslimin dan para sahabatnya. Pernah suatu kali Rasulullah melihat murid dan sahabatnya, Umar bin Al-Khaththab banyak melakukan ibadah, namun ia memutuskan untuk sepenuhnya meninggalkan dunia, lantas beliau berkata kepada kedua orang saudara yang mengurusnya, "Kalian lebih mengerti arti beribadah daripada dia."

Baca Juga

Karena itu beliau sangat membenci perbuatan meminta-minta terkecuali jika ia benar-benar tidak sanggup untuk berusaha. Rasulullah bersabda, "Sejelek-jeleknya orang pada hari kiamat adalah orang yang mengosongkan waktu (Al-färigh), yang hidupnya ditutupi orang lain (Al-mukaffa)." Al-farigh adalah orang yang tidak bekerja, sedang Al-mukaffa adalah orang yang kebutuhannya dilayani oleh orang lain.

Rasulullah SAW memberi peringatan keras kepada orang yang suka meminta-minta, beliau berkata, "Tidak berhenti seseorang di antara kalian yang suka meminta-minta sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan daging wajahnya tersobek-sobek, wajahnya lusuh, dan dagingnya berjatuhan, disebabkan banyaknya ia mendatangi orang-orang meminta belas kasihan agar diberi sesuatu. Karena sesungguhnya seseorang di antara kalian yang menyingsingkan lengan tangan kemudian mengambil kayu bakar dan menggendongnya adalah lebih baik daripada meminta-minta belas-kasih dan pemberian orang lain."

Beliau sangat membenci pekerjaan meminta-minta dan mencari belas kasihan untuk diberi. Beliau menyarankan bagi yang tidak mampu bekerja hendaknya ia tetap tinggal di rumah dan tidak menghinakan dirinya dengan meminta-minta.

Diriwayatkan sekelompok orang dari kaum Anshar telah meminta-minta kepada Rasulullah SAW, tentunya Rasulullah memberi mereka, namun tidak beberapa lama lagi mereka datang dan meminta-minta lagi kepada beliau, Rasulullah memberinya lagi, tidak cukup dengan itu mereka datang dan meminta lagi, Rasulullah pun memberinya lagi sampai habis apa yang dipunyainya, beliau berkata, “Tidaklah aku mempunyai kebaikan di sisiku lagi, karena jikalau ada aku tidak akan menangguhkannya dari kalian. Barangsiapa yang merasa mencukupkan diri dengan apa yang ada maka Allah akan memberinya kecukupan, dan barangsiapa yang merasa kaya dengan apa yang ia miliki maka Allah akan memberinya kekayaan, dan barangsiapa yang bersabar dengan apa yang ada maka Allah akan memberinya kesabaran, dan apapun yang diusahakan seseorang adalah lebih baik dan lebih luas dari pada hanya sekadar bersabar."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement