REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa sebetulnya Firaun di ujung hayatnya telah menyampaikan permohonan tobat kepada Allah SWT. Namun tobat tersebut ditolak. Mengapa dan apa saja faktornya?
Hal itu telah dijelaskan dalam kitab Da'wah Ar-Rasul 'alaihimssalam karya Ahmad Ahmad Ghalusyi, yang menguraikan soal mengapa Firaun ditolak tobatnya, seperti dikutip dari laman Mawdoo.
Dikatakan, Firaun memohon tobat, tetapi sudah terlambat. Ini karena dia bertaubat pada saat dirinya sudah mengetahui bahwa ajalnya telah dekat. Dengan kata lain, dia sadar waktu kematiannya sudah datang. Ketika tahu bahwa dirinya segera mati, barulah ia tobat.
Taubat seorang Muslim tidak lagi diterima, yaitu saat ruhnya sudah ada di tenggorokan. Taubat seseorang ditolak ketika ia sudah mengetahui batas waktu hidupnya. Saat sudah mencapai kondisi demikian, apa pun yang dilakukannya sudah tidak lagi berguna.
Imam Al Suyuti dalam kitab al-Jami' al-Shagir, juga memberi penjelasan dengan menukil hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar. Di dalam hadits ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «إن الله عز وجل يقبل تَوْبَةَ العَبْدِ ما لم يُغَرْغِرْ».
"Allah SWT menerima taubat hamba-Nya selama napasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut)." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Bahkan Alquran juga menjelaskan seperti apa tobat yang diterima Allah SWT. Dalam ayat berikut ini, dengan terang diketahui bahwa tobat yang diterima adalah tobat yang disegerakan.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
"Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa Ayat 17).
Karena itu, jika seseorang sudah masuk dalam sakaratul maut, tidak ada lagi kesempatan tobat, sebab pintunya sudah ditutup rapat-rapat serta dikunci. Dijebol pintunya pun tidak akan bisa karena ia sedang sakaratul maut. Tidak ada lagi yang bisa diperbuat, kecuali menunggu kematian.
Adapun Firaun, dia sudah tahu persis datangnya kematian saat ia bakal tenggelam. Hal ini pulalah yang membuat dirinya putus asa dan baru berpikir untuk bertobat. Tetapi nyatanya sudah terlambat.
Dijelaskan lagi dalam Alquran, mengenai taubat yang tidak diterima. Allah SWT berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَتّٰىٓ اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنِّيْ تُبْتُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا
"Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan 'Sesungguhnya aku bertobat sekarang'. Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS An Nisa Ayat 18).