Selasa 05 Sep 2023 21:11 WIB

Lautan Penyesalan, Apa Itu? Ini Penjelasannya

Manusia akan merasakan penyesalan yang besar saat sudah sampai ke titik ini.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi kematian dan alam kubur.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi kematian dan alam kubur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Nashaihul Ibad karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni menjelaskan bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu menjelaskan empat macam lautan. Salah satu di antaranya adalah kubur adalah lautan penyesalan.

Umar bin Khattab mengatakan lautan atau samudra itu ada empat macam. Yaitu hawa nafsu sebagai lautan dosa, nafsu sebagai lautan syahwat atau keinginan, maut sebagai lautan umur, dan kubur sebagai lautan penyesalan.

Baca Juga

Pertama, hawa nafsu adalah keinginan nafsu untuk memenuhi kehendak yang bertentangan dengan syara atau hukum Allah SWT. Hawa nafsu merupakan sumber dari segala perbuatan dosa.

Kedua, nafsu adalah bagian jiwa yang berpotensi mendorong pada hasrat keinginan biologis dan mengajak diri pada berbagai kelezatan. Nafsu inilah yang menjadi sumber timbulnya kejelekan dan perangai tercela.

Ketiga, kematian sebagai lautan umur maksudnya adalah bahwa kematian itu menghimpun seluruh umur. Dalam naskah lain diterangkan kematian sebagai lautan amal (bukan umur). Ini sebagaimana yang dikatakan orang yakni bahwa kematian itu adalah peti amal.

Keempat, kubur sebagai lautan penyesalan maksudnya adalah bahwa di dalam kuburlah terjadinya berbagai penyesalan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya di dunia.

Penjelasan ini dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Di dalam Alquran juga diungkapkan bahwa sedekah merupakan perkara yang paling ingin dilakukan orang yang meninggal seandainya dia dihidupkan lagi ke dunia. 

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Al Munafiqun ayat 10).

Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati yang jelek." (HR Tirmidzi).

Imam Al Baihaqi dari riwayat Ali bin Abi Thalib yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Segeralah bersedekah! Sungguhlah, musibah tidak dapat melangkahinya.” 

Maksudnya adalah bahwa sedekah itu merupakan bendungan atau tanggul yang kokoh kuat terhadap musibah (bala). Musibah tidak akan dapat menerjangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement