REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat setempat bijak dalam menggunakan air bersih selama musim kemarau ini, guna mengantisipasi dampak kekurangan air bersih akibat El Nino.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kulon Progo Budi Prastawa di Kulon Progo, Selasa, mengatakan, pada musim kemarau ini, BPBD telah melaksanakan dropping air bersih ke warga sebanyak 55 tangki. "Dari 83 tanki yang disediakan sudah didropping ke warga sebanyak 55 tangki," kata Budi.
Jika anggaran berjalan ini untuk dropping air masih belum cukup memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak kekeringan, selanjutnya BPBD mengajukan anggaran tak terduga dengan dasar surat keputusan tanggap darurat.
"Saat ini masih dalam tahap kajian, apakah perlu dikeluarkan surat keputusan tanggap darurat," katanya.
Budi mengatakan selama periode Agustus ini BPBD Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan PDAM Tirta Binangun telah melakukan sedikitnya 55 kali pengiriman air bersih yang tersebar di lima kapanewon, yakni Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh serta Pengasih.
"Musim kemarau yang tengah berlangsung berakibat kepada munculnya beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo mengalami kesulitan akses air bersih. BPBD merespon kebutuhan masyarakat akan kebutuhan air bersih," katanya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, permintaan dropping air tak hanya berasal dari masyarakat, namun beberapa sarana publik seperti sekolahan, tempat ibadah serta pondok pesantren.
"Kami berharap kinerja kami dapat membantu kebutuhan air bersih untuk Masyarakat yang membutuhkan. Apabila masyarakat dan kelompok kekurangan air bersih segera mengajukan permohonan ke BPBD," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kulon Progo Wisnu Prasetya mengatakan, kecamatan/kapanewon di kawasan Bukit Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang mengalami krisis air bersih setiap musim kemarau.
"Kami minta BPBD Kabupaten Kulon Progo benar-benar melakukan pemetaan wilayah potensi krisis air bersih setiap musim kemarau. Kemudian dicarikan solusi tepat, mulai dari pemasangan jaringan air bersih atau pemanfaatan sumber mata air terdekat untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka," kata Wisnu.
BPBD Kabupaten Kulon Progo masih menggunakan cara tradisional dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Yakni masyarakat mengajukan permohonan bantuan air bersih, setelah itu baru didistribusikan air.
Menurutnya, cara tersebut tidak efektif untuk mengatasi masalah kekeringan dalam jangka. Hal yang perlu dilakukan mencarikan sumber air terdekat diangkat dan dialirkan ke rumah tangga. BPBD juga bisa kerja sama dengan PDAM Tirta Binangun untuk memasang jaringan baru.
"Potensi sumber mata air sangat besar, namun belum dioptimalkan. Hal ini terkendala penganggaran. Namun Pemkab Kulon Progo bisa mengajukan anggaran ke pemerintah pusat. Air adalah kebutuhan pokok, kami optimistis pemerintah pusat atau provinsi akan memberikan perhatian," katanya.