Selasa 05 Sep 2023 20:04 WIB

Status Darurat Kekeringan di Bantul Diperpanjang

Sebanyak 7.774 jiwa merasakan dampak kekeringan selama kemarau.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus raharjo
Petugas Tagana Bantul menyambung pipa saat dropping air bersih di Dusun Petung, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Senin (21/8/2023). Sebanyak 2 armada tangki dikerahkan untuk dropping air bersih di Dusun Petung, Kasihan, Bantul. Untuk setiap suplai air bersih sebanyak 30 ribu liter air yang dibagi ke dalam dua tempat tandon air. Hingga minggu ini BPBD Bantul sudah melakukan dropping air bersih sebanyak 113 ribu liter imbas kekeringan. Ada empat wilayah yang terdampak kekeringan diantaranya Kelurahan Sriharjo, Imogiri kemudian Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan dan Kelurahan Terong, Dlingo.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas Tagana Bantul menyambung pipa saat dropping air bersih di Dusun Petung, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Senin (21/8/2023). Sebanyak 2 armada tangki dikerahkan untuk dropping air bersih di Dusun Petung, Kasihan, Bantul. Untuk setiap suplai air bersih sebanyak 30 ribu liter air yang dibagi ke dalam dua tempat tandon air. Hingga minggu ini BPBD Bantul sudah melakukan dropping air bersih sebanyak 113 ribu liter imbas kekeringan. Ada empat wilayah yang terdampak kekeringan diantaranya Kelurahan Sriharjo, Imogiri kemudian Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan dan Kelurahan Terong, Dlingo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Status darurat kekeringan di Kabupaten Bantul resmi diperpanjang hingga 30 November 2023 mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebutkan, kekeringan telah dirasakan warga Bantul sejak 6 Juli hingga 3 September 2023 menyusul peningkatan permintaan droping air.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni mengatakan pihaknya telah melaksanakan rapat dengan Badan Meterologi Klimatologi dan Geografi (BMKG) untuk memutuskan memperpanjang siaga kekeringan.

Baca Juga

"Rapat pemda DIY tentang kekeringan, BMKG menyebut hujan akan turun di Bulan Desember 2023 nanti, namun diperkirakan intensitasnya kecil," ujar Antoni kepada awak media, Selasa (5/9/2023).

Data BPBD menunjukkan, sebanyak 7.774 jiwa merasakan dampak kekeringan selama kemarau berkepanjangan di Kabupaten Bantul. Data tersebut terdiri 1.913 keluarga dari 16 Dusun berasal dari 7 kapanewon di antaranya Kapanewon Kasihan, Pleret, Pajangan, Piyungan, Pundong, Imogiri dan Dlingo.

Adapun jumlah air yang telah disalurkan wilayah terdampak kekeringan mencapai sebanyak 955 ribu liter air. Droping air tersebut berasal dari BPBD Bantul dan lintas relawan di Kabupaten Bantul.

Menurut Antoni, terdapat tiga kalurahan di Kabupaten Bantul yang rutin mengajukan permintaan dropping air bersih. Di antaranya yaitu Kalurahan Terong, Jati Mulyo dan Bangunjiwo.

"Sepanjang kekeringan, kami telah menyalurkan 51 tangki air bersih sekitar 255 ribu liter di wilayah terdampak yang ada di Kabupaten Bantul," ujarnya.

Ia tak memungkiri dampak kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul akan terasa hingga Januari 2024 mendatang meskipun hujan akan diprediksi akan turun di Bulan Desember 2023. Apalagi prediksi BMKG menyebutkan, hujan di Bulan Desember 2023 nantinya akan rendah dan tidak terjadi di semua wilayah DI Yogyakarta melainkan Kabupaten Sleman dan Kulonprogo.

Antoni menyebut pihaknya memiliki 382 tangki persediaan air bersih yang akan disalurkan ke wilayah terdampak kekeringan. "Bantuan dari lintas relawan sangat membantu dalam penanganan kekeringan di masyarakat Kabupaten Bantul," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement