REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan, karena potensi musim kemarau masih berdampak pada kekeringan di masyarakat. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Selasa (5/9/2023), mengatakan, perpanjangan status siaga kekeringan itu berdasarkan rapat koordinasi bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu.
"Isinya diantaranya sama seperti kemarin, kita kemarin rapat di DIY dan BMKG menyatakan awal Desember sudah mulai hujan, tetapi tidak berarti intensitas hujan tinggi, dan diprediksi bisa Januari, jadi Desember nanti masih situasi kering, masih kemarau," katanya.
Sebelumnya Pemkab Bantul telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati Bantul Nomor 312 Tahun 2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan Tahun 2023 yang berlaku mulai 6 Juli sampai 3 September. Dengan perpanjangan Status Siaga Darurat Kekeringan, lanjutnya, maka penanganan kejadian kekeringan secara bersama oleh instansi terkait masih terus berlanjut, seperti melakukan distribusi atau droping bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.
"Kalau dari BPBD Bantul sendiri untuk droping air bersih sudah 13,4 persen atau sebanyak 51 tangki hingga 4 September, kemudian juga sudah dibantu teman PMI (Palang Merah Indonesia), dan Dinsos Tagana Bantul, juga dari instansi terkait," katanya.
Dengan perpanjangan status tersebut, lanjutnya, dimungkinkan dukungan anggaran pemerintah daerah (pemda) melalui dana tak terduga Bupati, bila anggaran yang disiapkan BPBD belum mencukupi. Sementara itu, berdasarkan infografis BPBD Bantul, bantuan droping air bersih ke lokasi kekeringan wilayah Bantul hingga 4 September sudah mencapai 960 ribu liter atau 232 tangki air, meliputi 51 tangki dari BPBD Bantul, 82 tangki dari PMI Bantul, dan 59 tangki dari Dinsos Tagana Bantul.
Sedangkan masyarakat Bantul yang terdampak kekeringan mencapai 1.913 keluarga terdiri 7.774 jiwa yang tersebar di tujuh kecamatan terdiri 11 kelurahan dan 16 pedukuhan.