REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Baru bergabung dengan Manchester City musim panas kemarin Mateo Kovacic sudah terlihat seperti bagian dari 'furnitur' dalam formasi pun skema the Citizens asuhan Pep Guardiola.
Hal itu kembali diperlihatkan oleh Mateo Kovacic setelah ia menunjukkan performa sempurna ketika membantu City melibas Fulham 5-1 akhir pekan kemarin.
Pemain internasional Kroasia itu bergabung dengan City pada musim panas dari Chelsea dengan kesepakatan 25 juta pounds. Kovacic menggantikan peran Ilkay Guendogan yang memutuskan meninggalkan Etihad Stadium dengan merapat ke Barcelona.
Kovacic awalnya tidak pernah diprediksi mengeban pun mengganti langsung peran yang ditinggalkan Guendogan, terutama menyangkut posisi pemain asal Jerman itu dalam hierarki skuad Pep Guardiola.
Bagi sebagian pemain yang memiliki pengalaman di Liga Champions dan internasional, bergabung dengan tim baru bukanlah hal yang muda tentunya membutuhkan adaptasi mengenal permainan dan rekan setimnya. Apalagi klub tersebut Manchester City dengan pelatih sekelas Guardiola.
Dilansir Manchester Evening, Selasa (5/9/2023) persoalan itu seakan tidak terjadi dalam diri Mateo Kovacic. Sang pemain secara cepat menyerap ilmu yang diinginkan Guardiola dalam memainkan permainan ideal di atas lapangan.
"Saya baru berada di sini selama dua pekan tetapi Anda langsung melihat bahwa Guardiola memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang dia cari. Itu ada di level lain," kata Kovacic menjelaskan beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut eks pemain Inter Milan dan Real Madrid menegaskan dirinya terus mengamati dan berlatih keras untuk bisa masuk ke dalam filosofi yang sesuai dengan keinginan pelatih.
"Saya datang kesini untuk belajar dan menurut saya dia adalah pelatih terbaik di dunia. Belajar darinya adalah perasaan yang baik. Dia bisa mengajari saya waktu terbaik untuk bergerak. Ini juga alasan saya datang ke sini. Untuk belajar menjadi versi diri saya yang lebih baik," sambung Kovacic.
Guardiola adalah salah satu manajer yang paling rumit secara taktik dalam sejarah dan membutuhkan waktu untuk membiasakan diri. Bos City menuntut kesempurnaan sejak awal dalam sebuah sistem yang belum pernah dimainkan oleh sebagian besar pemain baru, dan menjatuhkan mereka tanpa ragu-ragu jika mereka gagal mencapai level tersebut.
Jack Grealish menjadi bukti betapa sulitnya beradaptasi dengan kebutuhan seorang Guardiola dalam skema permainan the Eastland. Setelah melewati berbagai kecaman pada musim debutnya kini Grealish menuai hasil yang cukup memuaskan dengan menjuarai treble winners bareng tim asal kota pelabuhan Manchester.
Selain Grealish yang sulit menyatu dengan skema Guardiola ada nama-nama seperti Nathan Ake, Riyad Mahrez, Joao Cancelo dan John Stones. Tetapi hal itu tak berlaku bagi Kovacic. Ia diklaim langsung padu dengan filosofi permainan entrenador asal Spanyol.