Selasa 05 Sep 2023 20:49 WIB

Bansos Beras Butuh 600 Ribu Ton, Bulog Yakin Stok Akhir Tahun Masih Aman 

Bulog berkomitmen menuntaskan penugasan impor beras sampai akhir tahun ini.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menata beras impor di gudang Bulog Ketapang II Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/6/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Pekerja menata beras impor di gudang Bulog Ketapang II Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perum Bulog meyakini stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada akhir tahun ini masih cukup aman meski dalam tiga bulan ke depan 600 ribu ton beras bakal disalurkan untuk bantuan sosial. 

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, sesuai penugasan impor beras, Bulog akan mendatangkan dua juta ton beras hingga akhir tahun ini. Jumlah itu masih jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan beras bansos yang hanya 600 ribu ton. 

Baca Juga

"Jadi kalau dua juta ton dikurangi 600 ribu ton untuk bansos, masih ada 1,4 juta ton. Lalu misalkan ditambah kebutuhan operasi pasar beras, ya akhir tahun stok sisa masih ada di atas 1,2 juta ton," kata Awaluddin kepada Republika, Selasa (5/9/2023).

Adapun sejauh ini total stok beras Bulog yang dipegang sebanyak 1,6 juta ton. Stok tersebut terdiri dari impor maupun produksi dalam negeri. Dengan kata lain, masih terdapat kuota 400 ribu ton beras yang dapat didatangkan oleh Bulog.

"Intinya total penugasan impor akan kita selesaikan," ujarnya. 

Seperti diketahui, program bansos beras menyasar 21,35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Mereka akan menerima bantuan beras gratis sebanyak 10 kg setiap bulan dan akan diberikan selama tiga bulan mulai September hingga November. 

Bila dikalkulasikan, total kebutuhan beras bansos selama tiga bulan mencapai lebih dari 600 ribu ton. Program bansos beras ini pun dipercepat dari yang semula direncanakan dimulai pada Oktober mendatang. Bulog pun optimistis, program bansos akan mampu menurunkan harga beras karena mengurangi permintaan ke pasar. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement