REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan keberadaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menjadi solusi dalam banyak hal di Jakarta dan Bandung. Salah satunya dalam mengurai kemacetan yang terjadi di jalan raya.
"Karena memang kalau kita lihat kondisi Bandung yang sekarang, sudah 40 persen macet, ke depan makin macet. Bagaimana mengurangi kemacetan di Bandung dan Jakarta? Salah satunya dengan kereta cepat," ujar Erick usai menghadiri pembukaan ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Tak sekadar mengurai kemacetan, Erick menyampaikan KCJB juga akan mendorong lahirnya pusat pertumbuhan baru di wilayah Tegalluar yang menjadi stasiun KCJB terakhir di Jawa Barat. "Sejak awal saya sudah bicara (KCJB) Jakarta ke Bandung berhentinya di Tegalluar, itu kesepakatan bersama. Tegalluar juga menjadi pertumbuhan kota baru yang ada di Jabar untuk mengimbangi Bandung," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.
Erick menyebut hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong segitiga dalam konektivitas yakni bandara, pelabuhan yang tersambung dengan jalan tol, serta kawasan industri Subang. Erick berharap sejumlah terobosan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat di Jabar.
"Jawa Barat ini luar biasa jumlah penduduknya, jadi kita harus benar-benar memastikan kemacetan berkurang, tetapi juga lapangan kerja, ekonomi tumbuh. Karena kalau sepi, ekonominya juga sepi," lanjut Erick.
Erick mengatakan BUMN fokus dalam menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya, termasuk dalam KCJB. Mengenai waktu peresmian KCJB, Erick mengaku belum dapat memastikannya.
"Saya belum tahu, itu kebijakan Menhub, kita hanya mempersiapkan kereta cepatnya siap," kata Erick.