Selasa 05 Sep 2023 22:18 WIB

Bertahun-tahun Mengaku Muslim dan Jadi Muazin, Pria Yahudi Ini Akhirnya Buat Pengakuan

Pria Yahudi ini telah mengelabui warga Chad dengan mengaku Muslim

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Pria Yahudi ini telah mengelabui warga Chad dengan mengaku Muslim
Foto: Islamicblog.co.in
Pria Yahudi ini telah mengelabui warga Chad dengan mengaku Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, N’DJAMENA –  Sebuah dokumen Israel yang baru-baru ini diterbitkan oleh Arsip Negara mengungkapkan kisah seorang pria Yahudi keturunan Persia, George Hamdani yang telah menjabat sebagai muazin selama beberapa tahun di N'Djamena di Chad, yang sebelumnya dikenal sebagai Fort Lamy, sebelum menyatakan bahwa dia adalah seorang Yahudi.

Dokumen tersebut mencakup surat yang dikirim seorang diplomat Israel yang bertugas di Afrika pada 1962, dan menceritakan kisah, yang dirahasiakan hingga sekarang, tentang satu-satunya orang Yahudi di Chad.

Baca Juga

Aryeh Lourie yang merupakan kuasa usaha di kedutaan Israel, mengirimkan surat pada 30 September 1962 kepada Departemen Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Israel, dari seorang pria Yahudi keturunan Persia yang pernah menjabat sebagai muazin di N'Djamena. “Saya menemukan satu-satunya orang Yahudi di Chad,” tulis diplomat itu dalam suratnya, dilansir dari Aawsat, Selasa (5/9/2023).

Dia mengatakan George Hamdani dari kota Hamdan di Persia datang ke Fort Lamy seperempat abad sebelumnya. Pada saat itu kota tersebut seluruhnya dihuni umat Islam yang baru saja menyelesaikan pembangunan masjid besar dan sedang mencari seorang ulama Muslim untuk mengumandangkan adzan dan memimpin pelayanan masyarakat.

Karena mereka tidak menemukan siapa pun untuk mengisi posisi tersebut, Hamdani menawarkan jasanya, mengklaim bahwa dia juga beragama Islam. Suaranya bergema di seluruh kota setiap hari saat fajar mengajak umat beriman untuk shalat, dan pada hari Jumat dia memimpin ibadah umat Islam.

Dia menjabat posisi ini hingga tahun 1943 dan selama bertahun-tahun telah mengumpulkan kekayaan besar, termasuk 40 rumah, dua hotel, sebuah bioskop, dan properti lainnya.

Baca juga: 14 Keistimewaan Alquran yang Tak Terbantahkan Sepanjang Masa

“Pada 1943 dia tiba-tiba berhenti pergi ke masjid dan entah bagaimana menyampaikan kepada jamaahnya bahwa dia sebenarnya beragama Yahudi,” tulis Lourie dalam suratnya.

“Hal ini tentu saja menimbulkan banyak kegaduhan di kota tersebut, namun pada saat itu, Hamdani sudah terlalu kaya dan mapan serta dilindungi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan kuat di satu sisi dan oleh kecenderungan masyarakat Afrika untuk tidak mengambil hati terlalu banyak hal, jadi masalah ini dilupakan.

Baca juga: 8 Dalil Berikut Ini Semoga Membuat Kita Segera Terinspirasi Baca Alquran

Duta Besar berharap dapat meyakinkan Hamdani untuk memberikan kontribusi kepada bangsanya sendiri dengan mungkin mendanai sebuah gedung untuk menampung kedutaan Israel di Chad, sebuah sekolah untuk anak-anak keturunan Persia atau setidaknya untuk disumbangkan ke Dana Nasional Israel.

“Saya tahu, meski membangun rumah mewah, Hamdani masih tinggal di gubuk lumpur, seperti yang dilakukannya selama 25 tahun terakhir, sementara pendapatan dari banyak propertinya mencapai 12 juta franc CFA, setara dengan 150 ribu pound Israel, per bulan,” tulis Lourie. Duta Besar menyalin kedutaan Israel di Teheran dan di Paris dalam suratnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement