Rabu 06 Sep 2023 04:13 WIB

Perjalanan Hidup Al Biruni, Polimatik Paling Orisinal di Dunia Islam

Al Biruni menggabungkan trigonometri dan aljabar untuk menghitung jari-jari bumi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Ilmuwan Muslim
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Ilmuwan Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kalender Iran, tanggal 4 September ditetapkan sebagai hari nasional untuk menghormati Abu Rayhan Al-Biruni. Ia merupakan cendekiawan terbesar di era Islam yang fasih dalam bidang fisika, matematika, astronomi, hingga ilmu alam.

Lahir pada abad ke-10 di Khorasan Iran, Al-Biruni juga seorang etnografer, antropolog, sejarawan dan ahli geografi. Ia menjadi polimatik paling orisinal yang pernah dikenal di dunia Islam. Polimatik adalah orang yang memiliki pengetahuan di berbagai bidang.

Baca Juga

Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal cendekiawan dan polimatik Iran Al-Biruni. Dari informasi yang ada, seperti namanya ia lahir di Beruniy, sebuah kota kecil di Uzbekistan di Asia Tengah Barat, yang dulunya merupakan bagian dari Iran.

Secara historis, Beruniy dikenal sebagai Kath dan menjabat sebagai ibu kota Kwarazm. Lokasi ini terletak di tepi utara Amu Darya dekat perbatasan Uzbekistan dengan Turkmenistan. Saat ini, Kwarazm sebagian menjadi milik Uzbekistan dan sebagian lagi milik Turkmenistan.

Di tahun 1957, Kath berganti nama menjadi "Beruniy" untuk menghormati sarjana abad pertengahan dan polimatik Al-Biruni. Ia lahir dan besar di kota tersebut pada tahun 973 dan meninggal sekitar tahun 1052 di Ghazna, Afganistan.

Dilansir di Tehran Times, Selasa (5/9/2023), Abu Rayhan Al-Biruni telah dianggap sebagai "Pendiri Indologi", "Bapak Perbandingan Agama", "Bapak geodesi modern", serta antropolog pertama.

Ia menghabiskan 25 tahun pertama hidupnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement