Rabu 06 Sep 2023 19:00 WIB

Polusi Udara Ternyata Bisa Picu Demensia, Ini Penjelasannya

Penyakit demensia berakar dari kondisi masa kecil seseorang.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Polusi udara yang buruk di Jakarta saat ini bisa berpengaruh terhadap kemungkinan terkena penyakit demensia di usia lanjut/ilustrasi
Foto: republika
Polusi udara yang buruk di Jakarta saat ini bisa berpengaruh terhadap kemungkinan terkena penyakit demensia di usia lanjut/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun demensia kerap menyerang di usia lanjut, itu bisa berakar dari kondisi seseorang di masa kecilnya. Untuk menekan risiko seseorang mengidap demensia di kemudian hari, pakar menyarankan orang tua lebih memperhatikan kondisi buah hatinya.

Menurut Alzheimer’s Disease International, terdapat 12 faktor risiko utama pemicu demensia. Dua di antaranya merupakan hal-hal yang harus diwaspadai oleh orang tua, yaitu polusi udara dan terbatasnya akses terhadap pendidikan usia dini.

Baca Juga

Menangani faktor risiko demensia pada individu, baik sebelum dan sesudah diagnosis, dapat mengurangi atau memperlambat perkembangan kondisi tersebut. Meskipun sebagian besar faktor risiko itu perlu campur tangan pemerintah, perhatian aktif dari orang tua juga membantu.

CEO Alzheimer’s Disease International, Paola Barbarino, mengatakan bahwa mencermati faktor risikonya adalah cara terbaik untuk mengatasi peningkatan angka demensia. "Tidak ada kata terlalu dini, dan tidak ada kata terlambat untuk mengurangi risiko demensia," kata Barbarino, dikutip dari laman Mirror, Rabu (6/9/2023).

Polusi adalah masalah yang tersebar luas di dunia. Orang tua bisa berperan mengurangi intensitas anak terpapar polusi dengan memilih tempat tinggal yang udaranya tidak tercemar dengan parah, pemilihan pemakaian kendaraan, atau memakaikan masker pada anak saat bersekolah dan beraktivitas di luar ruangan saat polusi melanda.

Begitu pula terkait akses terhadap pendidikan usia dini yang rupanya penting untuk perkembangan otak. Kebanyakan pakar pendidikan anak berpendapat bahwa orang tua perlu berperan aktif dalam pendidikan dini guna mengatasi salah satu faktor risiko demensia.

Menurut Barbarino, itu adalah langkah penting. Dengan tidak adanya pengobatan atau penyembuhan, sangat penting untuk mencegah sebanyak mungkin kasus. "Kita harus memastikan masyarakat menyadari strategi pengurangan risiko demensia, pada semua usia, dan memiliki akses terhadap informasi, saran, dan layanan dukungan yang diperlukan," ucap Barbarino.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement