REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara di ASEAN berkomitmen untuk mendorong pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Aliansi keuangan global yang mendukung nol emisi karbon, Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) mengungkapkan strategi pembiayaan untuk mendukung hal tersebut.
Managing Director GFANZ, Yuki Yasui, mengatakan pihaknya memiliki empat strategi pemerintah maupun lembaga keuangan untuk mendukung dekarbonisasi ekonomi riil. Pertama, mendukung proyek-proyek ramah lingkungan dan perusahaan-perusahaan ramah lingkungan.
Kedua, pembiayaan terhadap perusahaan yang memiliki komitmen pencapaian emisi nol karbon. Ketiga, mendanai transisi perusahaan-perusahaan yang saat ini sedang berupaya melakukan dekarbonisasi. Terakhir, mendukung pensiun dini aset perusahaan yang tidak ramah lingkungan.
"Dan agar lembaga-lembaga keuangan benar-benar mau membiayai keempat kelompok pembiayaan ini, yang kita miliki adalah kerangka kerja umum yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan dalam implementasinya dan seperti sebuah rencana aksi," ujarnya dalam ASEAN Business and Investment Summit melalui keterangan resmi, Rabu (6/9/2023).
Sementara itu Chief Sustainability Officer, Standard Chartered Bank, Marisa Drew, menambahkan lembaga keuangan memegang peranan penting dalam mengerahkan modal dari sektor swasta dan menciptakan solusi keuangan bagi negara-negara berkembang termasuk ASEAN.
“Kami percaya tidak ada satu bank mana pun yang bisa membantu proses transisi menuju net zero dengan sendiri, dan karena itu memerlukan upaya kolaboratif," ucapnya.
Marisa mencontohkan, Standard Chartered juga terlibat dalam inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP), yang mendorong adanya upaya bersama tingkat global demi tercapainya dekarbonisasi. Sebagai salah satu partisipan JETP, pihaknya berkontribusi dalam bentuk komitmen penyediaan modal, berbagi ide dan praktik terbaik, serta inovasi sumber-sumber alternatif pembiayaan baru.
"Kami adalah pemegang saham dan salah satu pendiri Climate Impact X, sebuah terobosan besar dalam menciptakan perdagangan karbon yang berfokus pada Asia," ucapnya.
Climate Impact X merupakan salah satu pelopor kehadiran bursa karbon di ASEAN yang dapat menjadi percontohan bagi banyak negara ASEAN lainnya. President of Kasikornbank Thailand, Pipit Aneaknithi menambahkan upaya mencapai target iklim tersebut perlu dilakukan bersama-sama.
“Masalah iklim tidak hanya menjadi masalah regional semata, tetapi perlu penanganan selaras secara global. Hal ini berlaku secara regional, namun jangan lupakan keselarasan dengan global karena kita semua sedang bergerak menuju visi bersama yang global. Bukan hanya visi bersama regional saja. Ini adalah upaya global," ucapnya.