REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo mengadakan pasar murah terjadwal di 30 kelurahan menyusul kenaikan harga beras. Kegiatan pasar murah berlangsung hingga 28 November mendatang.
"Langkah-langkah bersama Bulog bersama Dinas Ketahanan Pangan melakukan operasi pasar di tiap-tiap kelurahan pembelian pada masyarakat maksimal dua kantong tiap kantong berisi lima kg dengan harga HET," kata Kadisdag Kota Solo, Heru Sunardi, Rabu (6/9/2023).
Heru juga mengatakan harga beras premium sudah menyentuh angka Rp 15 ribu per kilogramnya (kg). Sedangkan beras medium berkisar di angka Rp 10.900 per kg nya.
"Harga beras kalau yang premium sudah menyentuh Rp 15 ribuan, bahkan ada yang di atas juga. Kalau beras medium dari Bulog masih di harga Rp 10.900," kata Heru ketika dihubungi, Rabu (6/9/2023).
Ia menjelaskan terjadi kenaikan harga beras medium dari Bulog di pengecer sekitar Rp 1.450 per kgnya. Ia mengatakan kenaikan terjadi mulai awal September.
"Dari Bulog ada (kenaikan) yang dulunya pengecer itu HET Rp 9.450 sekarang Rp 10.900, kenaikan per 1 September ya," ujar dia.
Kenaikan harga beras tersebut dikhawatirkan dapat memicu inflasi di kota Solo. Namun, besarannya baru bisa dihitung di akhir bulan nanti.
"Ya pasti ada dampaknya inflasi, cuma besaran inflasinya bisa dihitung akhir bulan, jadi akhir Agustus awal September ini akan dihitung pada Oktober sebenarnya menyumbang inflasi berapa persen akan ada," katanya.
Dikatakan, hingga kini ketersediaan beras diperkirakan masih aman hingga akhir tahun atau Natal tahun ini."Ketersediaan sampai saat ini masih menggunakan cadangan beras di gudang sekitar 19 ribu ton, aman sampai akhir tahun," jelasnya.