REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL-- Dua perusahaan pertahanan Israel dilaporkan telah menjual senjata berteknologi canggih kepada pihak Junta Myanmar menyusul kudeta militer di negara tersebut. Menurut sebuah laporan di surat kabar Israel Haaretz pada hari Selasa (5/9/2023), Israel Aerospace Industries (IAI) dan Elbit Systems diduga telah menjual sistem pertahanan kepada pemerintah Myanmar setelah kudeta militer hingga tahun 2022.
Laporan tersebut mengklaim bahwa IAI menjual sistem pertahanan udara ke Myanmar, sementara Elbit Systems juga menjual senjata pertahanan udara dan senapan mesin selama periode yang sama. "Senjata-senjata itu dikirim dari Pelabuhan Ashdod Israel ke Pelabuhan Yangon Myanmar," demikian ungkap laporan itu, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (6/9/2023).
Myanmar telah dilanda rentetan kekerasan militer melawan kelompok sipil, ditambah krisis ekonomi sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Kekerasan berlanjut, di mana Junta militer melancarkan tindakan keras terhadap kelompok etnis minoritas dan mereka yang berbeda pendapat sejak 2021.
Pengambilalihan kekuasaan oleh militer memicu protes massal, dengan pasukan junta menewaskan lebih dari 1.500 orang dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok pemantau lokal.