Rabu 06 Sep 2023 13:10 WIB

Kisah Ayah Pendosa yang Tobat karena Nasihat Anaknya dan Surat Maryam

Nasihat yang baik bisa datang dari mana saja.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Ayah Pendosa yang Tobat karena Nasihat Anaknya dan Surat Maryam
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kisah Ayah Pendosa yang Tobat karena Nasihat Anaknya dan Surat Maryam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasihat yang baik bisa datang dari mana saja. Termasuk dari anak sendiri. Nasihat anak bisa menjadi pengubah jalan seorang ayah yang sebelumnya gemar berdosa menjadi orang yang taat di jalan Allah SWT.

Seperti pada sebuah kisah berikut ini, yang tentu saja dapat dipetik pelajaran berharga untuk mengubah jalan hidup dari kemaksiatan menjadi ketaatan kepada Allah SWT.

Baca Juga

Alkisah, ada seorang pemuda yang tumbuh besar dalam segala macam kemaksiatan. Kemudian, jalan hidup mengarahkannya menikah dengan seorang wanita yang shalehah, hingga lahirlah beberapa anak, termasuk seorang putra yang bisu dan tuli.

Istri pemuda tersebut sangat ingin membesarkan anak-anaknya dengan pendidikan shaleh yang penuh ketaatan kepada Allah SWT. Sang istri pun mengajarkan anak-anaknya Alquran, sholat, dan mengajak mereka ke masjid sejak dini agar memiliki ikatan yang erat dengan rumah Allah.

Tumbuhlah anak-anak itu dengan penuh keshalehan. Putra mereka yang bisu dan tuli telah menginjak usia tujuh tahun. Saat itulah, anak ini mulai menyadari banyaknya maksiat dan perbuatan tercela yang dilakukan ayahnya.

Anak tersebut pun menasehati sang ayah. Tidak pernah berhenti menasehati sekalipun ayahnya melakukan maksiat lagi. Berulang-ulang kali nasihat anak yang bisu dan tuli itu disampaikan dengan menunjuk-nunjuk kepada sang ayah.

Dia terus mengajak ayahnya...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement