Rabu 06 Sep 2023 18:47 WIB

Makan Sembarangan dan Hobi Rebahan, Siap-Siap Kena Penyakit Ini

Faktor gaya hidup berkontribusi terhadap peningkatan 79 persen kasus baru kanker.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sering makan sembarangan dan jarang gerak bisa memicu kanker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Sering makan sembarangan dan jarang gerak bisa memicu kanker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Penelitian baru menunjukkan bahwa faktor gaya hidup mungkin berkontribusi terhadap peningkatan 79 persen kasus baru kanker secara global di kalangan kelompok usia di bawah 50 tahun selama tiga dekade terakhir. Gaya hidup itu meliputi pola makan buruk dan kurang aktivitas alias malas gerak (mager).

Kanker payudara menyumbang jumlah kasus dini tertinggi pada kelompok usia ini pada tahun 2019, menurut penelitian di BMJ Oncology. 

Baca Juga

Kerangka waktu keseluruhan mencakup tahun 1990 hingga 2019. Namun, analisis tersebut juga menunjukkan bahwa kanker tenggorokan dan prostat meningkat paling cepat sejak tahun 1990.

Kanker yang menyebabkan angka kematian tertinggi dan paling membahayakan kesehatan di kalangan orang dewasa muda pada tahun 2019 adalah kanker payudara, tenggorokan, paru-paru, usus, dan perut.

National Cancer Registry di Irlandia secara terpisah telah mengamati tren kejadian kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun dalam banyak laporannya. Penelitian ini menggunakan alat untuk memeriksa tingkat kanker usus pada pria dan wanita dari tahun 1994 hingga 2020.

Hal ini menunjukkan peningkatan bertahap dalam angka kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun, sekarang 4,2 persen pada pria dan 6,7 persen pada wanita per tahun. Diperlukan studi yang lebih rinci sebelum dapat menentukan apakah hal ini signifikan secara statistik.

Sebuah editorial dalam jurnal tersebut, yang ditulis oleh para dokter dari Pusat Kesehatan Masyarakat di Queen’s University Belfast, menyatakan temuan global ini memberikan pemahaman mengenai jenis-jenis kanker yang biasanya menyerang kelompok usia di bawah 50 tahun.

“Temuan ini menghadirkan persepsi beda tentang jenis kanker yang didiagnosis pada kelompok usia yang lebih muda,” demikian dikutip dari laman Irish Independent, Rabu (6/9/2023).

Pemahaman penuh tentang alasan yang mendorong tren ini masih sulit dipahami, meskipun faktor gaya hidup kemungkinan besar berkontribusi, dan bidang penelitian baru seperti penggunaan antibiotik, mikrobioma usus, polusi udara luar ruangan, serta  paparan pada awal kehidupan sedang dieksplorasi.

Disimpulkan bahwa langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan, bersamaan dengan identifikasi strategi pengobatan yang optimal untuk kanker yang menyerang sejak dini. Hal itu harus mencakup pendekatan holistik untuk mengatasi kebutuhan perawatan suportif yang unik pada pasien yang lebih muda.

Ada kebutuhan mendesak akan kemitraan, kolaborasi, dan distribusi sumber daya di tingkat global untuk mencapai tujuan ini.

Para penulis menunjukkan bahwa faktor genetik kemungkinan mempunyai peran. Namun, faktor risiko utama yang mendasari terjadinya kanker paling umum di kalangan usia di bawah 50 tahun adalah pola makan yang tinggi daging merah dan garam, rendah buah dan susu, konsumsi alkohol, dan merokok. 

Kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan kadar gula darah yang tinggi juga merupakan faktor penyebabnya.

Studi ini mengambil data dari ‘Studi Beban Penyakit Global’ pada tahun 2019, yang mengidentifikasi 29 jenis kanker di 204 negara dan wilayah.

Pada tahun 2019, diagnosis kanker baru di kalangan kelompok usia di bawah 50 tahun berjumlah 3,2 juta, meningkat 79 persen dibandingkan angka pada tahun 1990.

Kanker payudara menyumbang jumlah terbesar dari kasus-kasus tersebut serta kematian terkait, dengan 13,7 kasus dan 3,5 kematian per 100 ribu populasi global.

Namun kasus baru kanker tenggorokan dan kanker prostat yang menyerang sejak dini meningkat paling cepat antara tahun 1990 dan 2019.

Lebih dari satu juta orang di bawah usia 50 tahun meninggal karena kanker pada tahun 2019, meningkat hanya di bawah 28 persen dibandingkan angka pada tahun 1990.

Tingkat kanker dini tertinggi pada tahun 2019 terjadi di Amerika Utara, Australasia, dan Eropa Barat. Namun negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah juga terkena dampaknya, dengan tingkat kematian tertinggi di antara kelompok usia di bawah 50 tahun berada di Oseania, Eropa Timur, dan Asia Tengah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement