Rabu 06 Sep 2023 15:20 WIB

Luhut Sebut Elon Musk Kembali Datang ke Indonesia Bulan Oktober

Dari tiga juta unit mobil yang diproduksi, Tesla baru menjual sebanyak 1,8 juta.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya Novyan Bakrie, bertemu pendiri Tesla, Elon Musk, di pabrik Tesla terbesar di  Giga Factory Texas,  Amerika Serikat, Selasa (26/4/2022). Tujuan pertemuan itu selain untuk meyakinkan Tesla agar bisa bekerjasama dengan Indonesia untuk penyediaan dan pemrosesan Nikel sebagai bahan baku pembuatan Battery Cell yang berlandaskan ESG (Environment, Social and Government), juga untuk mengundang Elon Musk agar hadir pada acara International Advisory Caucus B20 di Jakarta, awal November.
Foto: dok
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya Novyan Bakrie, bertemu pendiri Tesla, Elon Musk, di pabrik Tesla terbesar di Giga Factory Texas,  Amerika Serikat, Selasa (26/4/2022). Tujuan pertemuan itu selain untuk meyakinkan Tesla agar bisa bekerjasama dengan Indonesia untuk penyediaan dan pemrosesan Nikel sebagai bahan baku pembuatan Battery Cell yang berlandaskan ESG (Environment, Social and Government), juga untuk mengundang Elon Musk agar hadir pada acara International Advisory Caucus B20 di Jakarta, awal November.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan CEO Tesla, Elon Musk akan datang ke Indonesia pada Oktober mendatang. Namun, kedatangan Elon bukan untuk membahas investasi Tesla di Indonesia.

"Dia rencana akan datang Oktober mendatang. Tapi ini soal Starlink," kata Luhut di kawasan Senayan, Rabu (6/9/2023).

Baca Juga

Luhut menjelaskan soal Tesla, pascamengucurkan investasi di Meksiko, Elon melihat ada banyak langkah investasi yang kurang menguntungkan. Hal ini membuat Elon memutuskan untuk menunda investasi pengembangan Tesla di negara negara lain.

Penundaan investasi tersebut terjadi akibat adanya situasi global yang tak menentu dan produksi yang berlebihan dari Tesla. Dari tiga juta unit mobil yang diproduksi, Tesla baru berhasil menjual sebanyak 1,8 juta unit.

"Tesla kan tidak investasi di mana-mana dulu. Bukan di Indonesia saja. Kalau di Malaysia itu, mereka buka untuk jualan mobil Tesla saja," kata Luhut.

Namun, Luhut berujar bahwa Elon melihat Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk dikembangkan industri kendaraan listrik maupun ekosistemnya.

"Dia masih melihat Indonesia pasar yang potensial," tegas Luhut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement