REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, Nycta Gina akan mengisi program religi di TRANS 7. Dipasangkan dengan Mamah Dedeh, ia mengaku awalnya sempat merasa takut dan khawatir.
"Awal ditawarin program religi khawatir, takut. Kayanya nggak sesuai dengan kepribadian aku. Ngerasanya harus yang kalem, pengetahuan agamanya bagus. Waktu tahu sama Mamah Dedeh, wah, makin-makin," ujar dia sembari tertawa saat Press Conference Program Assalamualaikum Mamah Dedeh, di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Meski ragu, ia akhirnya memantapkan diri mencoba pengalaman baru tersebut. Di awal proses syuting, ia berusaha membaca situasi dan lebih diam dari biasanya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai merasa nyaman dan santai harus berada di layar kaca bersama penceramah kondang tersebut.
Di balik imej galak dan keras yang dimiliki Mamah Dedeh, Gina mengaku ia adalah sosok yang sangat hangat dan penuh perhatian. Kini setiap Selasa, waktu syuting mereka, ia merasa seperti pulang ke rumah nenek.
"Kalaupun ngomel, itu ya ngomel yang sayang. Jadi nggak ada hard feeling sama sekali. Karena memang cuma cara ngomongnya begitu," kata dia.
Terkait respons suami, ia mengaku sangat mendukung. Terlebih, Mamah Dedeh dan Kinos sudah saling mengenal sebelumnya. Perihal ketakutannya, sang suami pun menyebut jika Mamah Dedeh adalah sosok yang baik, meski cara berbicaranya yang kencang.
"Ini program yang bagus, program religi, mengajarkan agama dan kebaikan. Jadi ya Kinos sangat mendukung," kata Nycta Gina.
Sama seperti Gina, Mamah Dedeh juga mengaku sama sekali tidak mengenal sosok partner barunya ini. Bahkan, imej awal yang ia miliki terhadapnya adalah saat ia berperan sebagai Jengkelin dengan riasan wajah dan tas besarnya.
Meski begitu, dengan pertemuan yang terus terjadi, ia merasa semakin kenal dengan sosok Gina dan nyambung. Ikatan di antara keduanya sangat baik, mengingat sifat mereka yang hampir mirip.
"Gina itu sama kayak saya, sama-sama to the point. Nggak salah pilih partner, pas banget ketemu dia," ujar Mamah Dedeh.
Dengan konsep baru, yaitu sketsa di rumah sendiri, Mamah Dedeh menyebut sempat merasa bingung. Namun, ia tidak menentangnya sama sekali, malah merasa nyaman karena dapat menunjukkan kesehariannya.
"Dakwah bisa langsung di panggung, masjid, mushala, di mana saja. Kalau saya kesehariannya memang begini, jadi seperti sketsa. Kita ketemu tetangga, ngobrol, nasehatin tetangga. Jadi (konsep) ini tidak asing, karena benar-benar keseharian kita," kata dia.
Terakhir, penceramah dengan nama asli Dede Rosidah itu berharap program barunya bisa diterima oleh masyarakat. Pesan-pesan yang ada juga bisa mengena, terlepas dari gayanya yang berbeda.