Rabu 06 Sep 2023 16:46 WIB

Inggris Tetapkan Wagner Sebagai Organisasi Teroris

Tentara bayaran Wagner beroperasi di Suriah, Liby, negara Afrika utara dan barat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Tentara bayaran Rusia, Grup Wagner mulai melatih pasukan khusus Belarusia di dekat perbatasan Polandia.
Foto: AP
Tentara bayaran Rusia, Grup Wagner mulai melatih pasukan khusus Belarusia di dekat perbatasan Polandia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Dalam Negeri Inggris mengumumkan London menetapkan kelompok tentara bayaran Wagner dari Rusia sebagai organisasi teroris. Sehingga ilegal bagi siapa pun menjadi anggota atau mendukung kelompok tersebut.

Kementerian mengatakan langkah ini akan memungkinkan pemerintah Inggris mengkategorisasikan aset Wagner sebagai properti teroris dan menyitanya. Rancangan perintah ini akan diserahkan ke parlemen.

Baca Juga

Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman menggambarkan Wagner Group sebagai kelompok 'kekerasan dan destruktif'. Ia menambahkan kelompok itu bertindak sebagai alat militer Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam pernyataannya Braverman mengatakan Wagner terlibat dalam 'pembunuhan barbar' di Ukraina, Timur Tengah dan Afrika. Ia menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keamanan global.

"Sederhananya mereka itu teroris, dan proscription order (perintah pengecaman) membuatnya jelas di hukum Inggris," kata Braverman dalam pernyataan Rabu (6/9/2023).  

Perintah itu diperkirakan akan berlaku pada 13 September mendatang. Setelah itu menjadi anggota atau mempromosikan kelompok tersebut, mengatur atau menyampaikan pidato di pertemuan-pertemuan dan menampilkan logonya di depan umum merupakan suatu pelanggaran pidana, dan dapat dihukum hingga 14 tahun penjara.

Kepala kebijakan luar negeri Partai Buruh yang merupakan oposisi pemerintah, David Lammy mengatakan kebijakan ini sudah lama tertunda. "Sekarang pemerintah harus mendesak dibentuknya Pengadilan Khusus untuk mengadili Putin atas kejahatan agresinya,” cicit Lammy di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Kelompok tentara bayaran Wagner  beroperasi di Suriah, Libya dan sejumlah negara di Afrika utara dan barat. Mereka merekrut ribuan narapidana dari penjara Rusia untuk berperang di Ukraina, dan menjadi kekuatan penyerang utama untuk serangan musim dingin Rusia tahun 2022-2023 di sana.

Pada bulan Juni tahun ini kelompok tersebut melancarkan pemberontakan singkat di Rusia. Saat itu Putin mengutuk pemberontakan tersebut sebagai pengkhianatan.

Pada tanggal 23 Agustus pimpinannya Yevgeny Prigozhin dan para letnan tingginya tewas dalam kecelakaan pesawat. Pada tahun 2020 Inggris menjatuhkan sanksi kepada Prigozhin pada tahun 2020 dan Grup Wagner secara keseluruhan pada bulan Maret 2022.

Pada bulan Juli tahun ini Inggris memberikan sanksi kepada individu dan bisnis yang memiliki hubungan dengan kelompok tersebut di Republik Afrika Tengah, Mali dan Sudan. Di bulan yang sama Anggota Parlemen di Komite Urusan Luar Negeri mendesak sanksi yang lebih tepat sasaran pada apa yang mereka sebut sebagai 'jaringan entitas' di bawah Grup Wagner. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement