Rabu 06 Sep 2023 18:01 WIB

Pola Makan dengan Pati Resisten Disebut Beri Pengaruh Positif pada Hati

pati resisten dapat menjadi pengobatan potensial perlemakan hati non-alkohol.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang mengalami penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Seseorang mengalami penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan penelitian terbaru ditemukan  bahwa pati resisten dapat menjadi pengobatan potensial untuk penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD). Ini merupakan bentuk penyakit yang berpotensi serius dengan ditandai peradangan hati berat.

NAFLD berarti bahwa jumlah lemak yang berlebihan terakumulasi dalam hati karena berbagai kebiasaan gaya hidup seperti konsumsi makanan yang digoreng, yang menyebabkan obesitas dan kolesterol tinggi. Jika penyakit ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menyebabkan kerusakan hati atau sirosis hati.

Baca Juga

Para peneliti dari University of Jena, Shanghai Sixth People’s Hospital yang berafiliasi dengan Shanghai Jiao Tong University School of Medicine (SSPH-SJTUSM), dan Leibniz Institute for Natural Product Research and Infection Biology (Leibniz-HKI) menemukan bahwa pola makan dengan pati resisten memiliki pengaruh positif pada hati. Faktanya, penelitian yang diterbitkan dalam Cell Metabolism ini menemukan bahwa pati resisten meningkatkan mikrobioma dalam usus.

Pati resisten adalah jenis karbohidrat yang tidak dicerna di usus kecil. Sebaliknya, pati resisten berfermentasi di usus besar dan memberi makan bakteri usus yang baik. Pati resisten adalah jenis karbohidrat kompleks yang membutuhkan lebih banyak energi untuk dicerna oleh tubuh.

Beberapa sumber makanan yang mengandung pati resisten adalah beras merah, kacang-kacangan, roti gandum atau pasta, quinoa, kacang mede, lentil, pisang raja, gandum, dan kentang. "Kami menemukan bahwa peserta dalam penelitian ini mendapat manfaat dari pati resisten, karena akumulasi lemak di hati yang sakit jadi berkurang. Selain itu, kami mengamati adanya peningkatan jenis bakteri tertentu dalam usus para peserta. Bakteri ini secara positif mempengaruhi pengurangan dan pengangkutan lemak di hati," kata Gianni Panagiotou, pemimpin studi sekaligus profesor di University of Jena, Jerman.

Selain itu, penulis mengatakan bahwa berkurangnya NAFLD dan biomarker peradangan mengindikasikan berkurangnya kerusakan hati. Pati resisten terdiri dari serat yang tidak dapat dicerna, dan dengan demikian, memiliki efek prebiotik pada usus. Ini berarti meningkatkan bakteri baik dalam usus.

"Pada saat yang sama, jumlah bakteri berbahaya berkurang. Hal ini mengarah pada mikrobioma usus yang lebih seimbang dan berdampak positif pada kesehatan," jelas peneliti lainnya, Yueqiong Ni, seperti dilansir India Today, Rabu (6/9/2023).

Para peneliti menyarankan untuk mengonsumsi karbohidrat sehat dalam jumlah sekepalan tangan yang secara alami mengandung pati resisten, seperti sereal gandum, kacang-kacangan, pisang, dan sayuran setiap kali makan untuk meringankan perlemakan hati.

Saat ini, penyakit ini diklasifikasikan sebagai epidemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gangguan metabolisme ini juga dapat memperparah penyakit seperti diabetes tipe 2 atau penyakit kardiovaskular. Namun, untuk pasien yang terkena dampak, belum ada terapi obat yang disetujui.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement