Rabu 06 Sep 2023 18:48 WIB

Beras Bulog di Pasar Induk Cipinang Nihil, Operasi Pasar Langsung ke Konsumen

Total stok beras hanya mencapai 25,8 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta memantau langsung ketersediaan beras Jabodetabek di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta memantau langsung ketersediaan beras Jabodetabek di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok beras Bulog yang biasanya banyak ditemukan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kini nihil di tengah menurunkan pasokan dan meningkatnya harga. Hal itu lantaran Bulog mengubah pola operasi pasar beras yang langsung menyasar konsumen dengan kemasan retail.

Adapun, PIBC merupakan salah satu barometer perberasan nasional karena menjadi penyalur beras ke berbagai daerah hingga luar Jawa. Mengutip data statistik beras di PIBC hingga Rabu (6/9/2023), total stok beras hanya mencapai 25,8 ribu ton atau di bawah dari batas aman biasanya yang berkisar 30 ribu ton hingga 35 ribu ton.

Baca Juga

Mayoritas stok atau 29,8 persen beras bersumber dari wilayah Jawa Tengah, kemudian 26,3 persen berasal dari sentra produksi Karawang, dan 19,82 persen dari Cirebon. Tidak terdapat beras Bulog.

Adapun sebagian besar beras atau 67,17 persen beras didistribusikan ke wilayah Jakarta sementara yang disalurkan ke antar pulau sebanyak 13,98 persen.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan, penyaluran beras untuk stabilisasi harga saat ini dilakukan langsung melalui pedagang eceran di pasar tradisional, toko binaan, serta lewat gerakan pangan murah yang digelar dinas-dinas daerah.

“Ini berlaku secara nasional, tidak hanya ke PIBC,” kata Suyamto saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (6/9/2023).

Sementara itu, Direktur Food Station Tjipinang Jaya selaku pengelola PIBC, Pamrihadi Wiraryo, menambahkan, Bulog hanya menyalurkan beras ke pasar induk bila hanya mendapatkan penugasan dari pemerintah.

Ia menambahkan, pasokan beras di PIBC bisa terus mengalami penurunan bila sejumlah sentra beras mengurangi pengiriman tanpa diimbangi dengan operasi pasar beras oleh pemerintah.

“Kalau panen habis di beberapa wilayah, maka stok PIBC bisa turun bilamana tidak ada operasi pasar dari pemerintah,” tegasnya.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Zulkfili Rasyid, menyampaikan, pihaknya tetap ingin agar Bulog kembali menggelontorkan beras curah ke PIBC seperti biasa. Pasalnya, pasokan yang masuk dari sentra-sentra daerah terus mengalami penyusutan imbas El-Nino.

Ia menjelaskan, hanya dengan beras Bulog, penurunan harga bisa dikejar. Pasalnya, saat ini, rata-rata harga beras medium di PIBC sudah tembus antara Rp 12.300 per kg hingga Rp 12.500 per kg.

Dengan kata lain, harga yang diterima konsumen di pasar-pasar wilayah akan jauh lebih tinggi. Sementara pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras di tingkat konsumen untuk Zona I maksimal Rp 10.900 per kg.

“Harapannya operasi pasar beras curah, karena dalam pengamatan saya untuk bisa menurunkan harga, ya dengan beras curah seperti biasa Bulog melakukan operasi pasar,” kata Zulkifli.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement