Rabu 06 Sep 2023 18:52 WIB

Harga Beras Naik, Pemkot Tasikmalaya Dorong Pasar Murah dan Pasokan Bulog

Meskipun harganya naik, stok beras diklaim masih aman.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Pedagang beras di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melayani pembeli, Rabu (6/9/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pedagang beras di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melayani pembeli, Rabu (6/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat, mengupayakan sejumlah langkah menyikapi kenaikan harga beras. Salah satunya dengan mendorong operasi pasar murah.

Menurut Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya Heru Susanto, kenaikan harga beras saat ini dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya harga gabah kering giling yang naik.

Baca Juga

“Di satu sisi itu menguntungkan petani. Namun, di sisi lain harga beras di pasaran naik,” kata Heru kepada Republika, Rabu (6/9/2023).

Heru mengatakan, kenaikan harga terjadi diperkirakan lantaran hasil panen berkurang akibat dampak kondisi musim kemarau. Untuk penanganan jangka pendek, kata dia, pihaknya sudah mendorong sejumlah pihak untuk melakukan operasi pasar murah (OPM).

Meskipun tak akan langsung membuat harga beras turun, menurut Heru, masyarakat akan memiliki pilihan beras yang harganya lebih terjangkau. “Kami sudah lakukan OPM di Kecamatan Cihideung. Lalu Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Indihiang juga menggelar OPM pekan lalu,” ujar dia.

Selain itu, untuk membantu menekan harga, Heru mengatakan, dinasnya berkoordinasi dengan Bulog agar dilakukan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Namun, kata dia, penyaluran beras SPHP baru dilakukan ke Pasar Cikurubuk dan Pasar Pancasila, dengan jumlah terbatas.

Kendati harganya mengalami kenaikan, menurut Heru, stok beras di Kota Tasikmalaya masih terbilang aman. Ia mengaku sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Cikurubuk, pekan lalu. “Sampai tiga bulan ke depan, insyaallah, masih aman. Namun, memang daya beli masyarakat menurun karena harga beras naik,” kata dia.

Heru mengatakan, pihaknya juga berupaya mendorong petani untuk melakukan percepatan masa tanam padi. Menurut dia, dinasnya meminta seluruh gapoktan memanfaatkan pompa air yang tersedia, agar dapat mengalirkan air ke area persawahan saat musim kemarau ini. “Itu pun kalau sumber air masih memadai,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement