Rabu 06 Sep 2023 18:53 WIB

Lahan Seluas 25 Hektare di Kawasan GBLA Diubah Jadi TPA Sementara

Lahan seluas 25 hektare di kawasan GBLA awalnya akan dibangun PLTSA.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Alat berat membereskan tumpukan sampah di Bandung (Foto: ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Alat berat membereskan tumpukan sampah di Bandung (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna memastikan akan memanfaatkan lahan milik Pemkot Bandung di Kecamatan Gedebage sebagai tempat penampungan akhir (TPA) sementara. Ema mengatakan, lahan seluas 25 hektare yang berlokasi di sekitar kawasan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tersebut merupakan lokasi yang sangat strategis karena jauh dari permukiman warga. 

"Kita punya lahan di sini (Gedebage) ada lahan 25 hektare milik pemkot, yang awalnya diperuntukkan sebagai lokasi pembangunan PLTSA. Ini akan dijadikan tempat penampungan sementara," kata Ema saat meninjau lahan di Gedebage, Rabu (6/9/2023). 

Baca Juga

Ema menegaskan, TPA Darurat hanya akan memakai sekitar 2 hektare saja, mengingat masih banyak lahan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian. Menurutnya, Pemkot Bandung hanya akan menggunakan lahan yang tidak lagi produktif. 

Dalam waktu dekat, DLH Kota Bandung juga akan segera memasang pagar seng sebagai pembatas antara TPA Darurat dengan lahan pertanian warga. Ema menginstruksikan agar proses persiapan bisa dikebut dalam satu hingga dua hari kedepan agar TPA Darurat ini dapat segera digunakan. 

"Tidak semuanya, hanya lahan yang kering saja, kira kira 2 hektare lah. Nanti dibatasi," kata Ema. 

"Sawah mah sekarang kering dan tidak produktif, makanya oleh kita akan dimanfaatkan. Karena memang lahannya kering tidak ada yang olah juga, jadi nanti kita akan buatkan pagar seng dan saya minta satu hari selesai, paling lama dua hari. Supaya ini bisa segera digunakan," imbuhnya. 

Saat ditanya lebih lanjut, Ema mengatakan, TPA Darurat ini nantinya hanya akan difungsikan sebagai tempat penampungan sementara hingga ritase ke TPA Sarimukti kembali normal. Dia juga menegaskan, tidak akan ada pengolahan sampah di lokasi ini, hanya ada pemilahan sampah organik dan anorganik.

"Ini kita memang hanya gunakan untuk penampungan jadi tidak ada pengolahan disini hanya pemilahan, jadi sampah anorganiknya dimanfaatkan oleh para pemulung," terang Ema.  

TPA Darurat yang belokasi tepat di samping Jalan Tol Padalarang-Cileunyi ini, sambung Ema, nantinya akan menampung sampah-sampah yang bertumpuk di TPS-TPS, mengingat masih belum normalnya ritase sampah ke TPA Sarimukti. Ema memperkirakan saat ini masih ada ratusan ton sampah yang tertahan akibat terbatasnya ritase ke Sarimukti. 

"Ritase sampah dari Kota Bandung masih terbatas, biasanya kita 240 an sekarang hanya 89, kalau itu terus berlangsung maka tiap harinya tetap ada sampah yang tertahan, kurang lebih 600-700 ton. Itu baru sehari, bagaimana kalau terus menerus ini kan akan semakin menambah tumpukan sampah, karena TPS juga sudah overload," ungkap Ema. 

Dia juga menginstruksikan camat Gedebage untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait rencana pembangunan TPA Darurat ini. Ema juga menghimbau diadakannya kerjasama dengan para pengepul dan pemulung agar sampah anorganik dapat dimanfaatkan, sehingga jumlah sampah dapat tereduksi. 

"Untuk sampah anorganik saya minta pak camat dan DLH untum melibatkan para pemulung. Silahkan masyarakat manfaatkan," kata Ema. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement