REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM Unisba), sebagai salah satu lembaga penelitian mendukung pengembangan ekosistem halal di Indonesia. Oleh karena itu, menurut Ketua LPPM Unisba Prof Dr Neni Sri Imaniyati SH MHum, tahun ini semua penelitian pengabdian kepada masyarakat diarahkan untuk menyusun grand desain ekosistem halal.
"Kami membuat grand desain ekosistem halal ini, jadi bagaimana ekosistem halal ini bisa diterapkan di semua penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," ujar Prof Neni di sela-sela kegiatan Bandung Annual International Conference (BAIC), Selasa (5/9/2023).
LPPM Unisba, kata dia, membuat Grand desain halal dengan mendata dulu ekosistem halal. Nanti akan benar-benar dilihat penerapannya seperti apa. Misalnya, Fakultas MIPA, menelitian soal sabun mandi mayat, obat ekstrak bahan alam dan lainnya.
Dari sisi ekonomi, kata dia, dilakukan pengembangan koperasi syariah, di bidang kedokteran kajiannya ada mengenai RS Syariah. "Ini sangat strategis, kami mengkaji dulu membuat peta di daerah. Ada juga desa binaan, profil dan permasalahan desa dipertemukan dengan pemerintah kota/kabupaten. Kami pun sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekosistem halal ini," paparnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan 6th BAIC 2023 yang dilaksanakan di Grand Tjokro Premiere Bandung ini, tahun ini mengusung tema penyelenggaraan tahun ini yaitu ‘Halal Ecosystem in Digital Era’.
Hadir, tiga orang narasumber yaitu Prof. Ir. A. Harits Nu’man, Ph.D. (Wakil Rektor I Unisba), Prof. Winai Dahlan, Ph.D (Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand), dan Dr. Saeed Akhtar (Director Of Nippon Asia Halal Association, Japan).
Acara ini terbagi menjadi dua kegiatan utama yakni Science & Technology Research Symposium (SiRes) dengan Tema “Digital Technology to Support Halal Ecosystem” dan Social & Humanities Research Symposium (SoRes) dengan tema ”Challenges in Supporting Halal Ecosystem".
Pesertanya, kata dia, tidak hanya dari Indonesia saja tapi juga dari negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam.
“Tahun ini, kami dengan bangga menginformasikan bahwa 36 peserta telah mengirimkan karyanya untuk SiRes dengan 32 abstrak, sedangkan SoRes akan menampilkan presentasi dari 145 peserta dengan 133 abstrak, sehingga jumlah total kami menjadi 178 peserta konferensi,” paparnya.
Prof Neni mengatakan, bahwa konferensi ini merupakan acara khas dalam Halal Week yang diselenggarakan oleh LPPM Unisba. “Kami mengawalinya dengan Seminar Pariwisata Halal yang didahului dengan Workshop yang fokus pada rencana utama mengenai Desa Halal. Kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion yang didedikasikan untuk pengembangan Grand Design Ekosistem Halal di Unisba,” katanya.
Menurutnya, tema ‘Halal Ecosystem in Digital Era’ diusung karena menyadari peran penting konferensi internasional dalam mendorong pertumbuhan akademis dan profesional di ASEAN dan global dalam pendalaman Penelitian Ekosistem Halal.
Prof Neni berharap, platform ini akan menginspirasi para peneliti untuk memperluas wawasan, menyempurnakan upaya ilmiah, dan membina kemitraan global. “Kami juga bercita-cita bahwa keterlibatan seperti ini akan menghasilkan kontribusi dalam jurnal dan prosiding ternama yang terindeks Scopus,” katanya.